Artikel ini berisikan tentang ringkasan lengkap dari buku “10 Jurus Terlarang! Kok Masih Mau Bisnis Cara Biasa!?” yang ditulis oleh Ippho Santosa. Resensi buku ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada teman-teman. Aku berharap, dengan adanya resensi ini, sobat bisa memutuskan untuk membeli buku ini secara legal dan membacanya, menambah ilmu dan pengetahuan baru.
Informasi Buku
Judul: 10 Jurus Terlarang! Kok Masih Mau Bisnis Cara Biasa!?
Penulis: Ippho Santosa
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2007
Jumlah Halaman: 144 halaman
ISBN: 978-979-27-0685-7
Kategori: Business
Isi Buku
Buku ini terbagi menjadi 10 bab, antara lain:
- Bab 1: Mulailah dengan yang Kanan
- Bab 2: Rancanglah DNA Sedini Mungkin
- Bab 3: Terjunlah Seperti Rollercoaster
- Bab 4: Berdamailah dengan Badai
- Bab 5: Duduklah Sama Rendah
- Bab 6: Gantilah Gelar dan Jabatan
- Bab 7: Masuklah ke Surga Paling Dulu
- Bab 8: Biarkan Kudeta Terjadi
- Bab 9: Waspadai Zaman Edan
- Bab 10: Matilah dengan Tenang
Bab 1: Mulailah dengan yang Kanan
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 1, antara lain:
- Terkadang, kita butuh pendekatan lateral, tidak linear. Kita butuh hal yang kontroversial, tidak konvensional.
- Berhati-hatilah dengan pikiran kita. Pilih konsep yang patut ada di pikiran.
- Untuk menjadi orang luar biasa, lakukan apa yang tak dilakukan orang lain.
- Musuh dari baik (good) adalah hebat (great). Jika ingin menjadi hebat, kita tak boleh merasa cukup baik.
- Jadilah mangga mentah yang senantiasa mematangkan diri. Jangan mengganggap diri sebagai mangga masa, sebab sebentar lagi akan membusuk. Perumpamaan ini cukup unik, sebab kita diajak untuk terus memperbarui diri.
- Penyempurnaan yang tiada henti merupakan syarat mutlak yang membuat kita jadi orang luar biasa.
- Gunakan intuisi dahulu, baru analisis.
- Pekerjaan yang berbasis otak kanan dibayar lebih mahal sebab sulit diduplikasi.
Bab 2: Rancanglah DNA Sedini Mungkin
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 2, antara lain:
- Seperti apa kita nantinya tak ditentukan oleh keadaan saat ini, tetapi ditentukan oleh impian saat ini. Sedini mungkin, milikilah impian. Komunikasikan impian pada orang di sekitar, bahkan targetkan kapan terealisasi. Hal ini akan membuat kita terpacu dan orang-orang akan memberi masukan.
- Jangan lupa dream big, start small. Pelan tapi pasti, setiap aksi akan memutarbalikkan keadaan 180 derajat. Impian menjadi bahan bakar kehidupan.
- Tidak ada masalah dengan menangis, yang menjadi masalah adalah apa yang kita tangisi. Jika menangis karena gagal atau buntu, maka ini adalah sinyal kelemahan. Menangislah demi impian, orang yang dikasihi, dan penyesalan. Percayalah bahwa kita tak akan jadi lemah karena menangis. Menangis adalah hal lumrah dan alami.
- Kita harus berani mencoba, mengambil risiko, menghadapi kegagalan. Ingat, perhitungan berlebihan bisa mengikis keberanian. Diperlukan keberanian dan tak perlu kesempurnaan untuk memulai sesuatu. Saat kita takut mencoba, itulah gagal.
Bab 3: Terjunlah Seperti Rollercoaster
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 3, antara lain:
- Kemerosotan akan menempa mental, dijadikan pembelajaran, membuat kita rendah hati, memberi bumbu dalam bisnis, dan mengasah kreativitas.
- Dalam berbisnis, kita harus berpikir untuk menang, bukan sekadar tidak kalah. Jangan takut berproses, nikmati saja.
- Otak manusia diibaratkan dengan kunci. Jika sering dipakai, maka akan berkilat. Jika jarang dipakai, maka akan berkarat.
- Tiap langkah kecil kita harus mengarah pada tujuan besar di masa mendatang. Contekan paling berharga datang dari dalam diri, yakni pengalaman pribadi.
Bab 4: Berdamailah dengan Badai
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 4, antara lain:
- Jangan menghindari masalah, tetapi hiduplah dengannya. Terkadang ada orang-orang di perusahaan yang sangat tak sesuai dengan kita, tetapi kita tak punya kuasa melakukan apa-apa. Jadi, jalani saja.
- Daripada mengeluh tentang yang tak kita punya, kerahkan apa yang kita miliki.
- Kejanggalan bisa menjadi berkah. Nikmati saja. Kejanggalan bisa memicu dan memacu penasaran. Penasaran identik dengan pemasaran.
- Untuk menikmati perubahan, jadilah sang perintis. Mulai dari diri sendiri, hal kecil, dan mulai saat ini.
- Kecepatan adalah kunci sukses di pasar.
Bab 5: Duduklah Sama Rendah
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 5, antara lain:
- Ada unsur yang selalu ada dalam senyawa cinta, yaitu hormat, perhatian, tanggung jawab, dan pengetahuan.
- Dalam MLM, kita harus melakukan edifikasi. Bicarakan hal yang positif tentang sesama anggota. Jalinlah relasi yang baik. Pasalnya, untuk merambah bisnis, kita harus percaya pada tim, tak bisa berjalan hanya sendiri.
- Kesetaraan adalah hal yang indah. Tanpa kesetaraan, tidak layak disebut kehidupan. Dalam bisnis, pelaku bisnis juga saling meniscayakan kesetaraan.
Bab 6: Gantilah Gelar dan Jabatan
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 6, antara lain:
- Kartu nama berfungsi sebagai alat bantu memasarkan sesuatu. Kartu nama itu layaknya kemasan, sedikit-banyak menentukan apa produk layak dipercaya. Cetaklah kartu nama sebanyak mungkin dan bagikan pada orang yang tepat sebanyak-banyaknya.
- Sapaan adalah hal krusial. Selain penuh customization dan hospitality, sapaan harus mematuhi ketepatan nama.
Bab 7: Masuklah ke Surga Paling Dulu
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 7, antara lain:
- Uang bisa memudahkan kita mencapai kebahagiaan. Jadi, uang itu penting.
- Penjual atau pengusaha sering menjalin jaringan, harus mengembangkan relasi dan pandai mencermati peluang.
- Daripada mencari lowongan, pengusaha malah membuka lapangan kerja. Pendapatan kita otomatis lebih besar. Dengan jadi pengusaha, kita bisa leluasa secara waktu.
- Tiap orang adalah pemimpin. Lantiklah anggota tertentu sebagai pemimpin untuk menggerakkan anggota lain. Berdayakan semua orang. Agar bisa bertumbuh, pemimpin harus bisa memimpin para pemimpin lain.
- Untuk jadi pengusaha, ada tipsnya, yakni MBA versi 1.0 (Management by Action). Jangan terlalu banyak berpikir. Paksakan diri untuk melangkah, maka nanti otomatis pasti kita akan berpikir dengan sendirinya. Selanjutnya, ada MBA versi 2.0 (Management by Adjustment). Otak-atik sedemikian rupa supaya bisnis tetap berjalan. Terakhir, MBA versi 3.0 (Management by Administration). Hanya dengan sistemlah bisnis bisa diduplikasi. Bisnis bisa menghasilkan passive income. Bisnis tidak harus ditunggu. Kita harus menyandang status jadi pemilik bisnis, bukan pelaku bisnis.
- Bisnis keluarga memberi hal positif tersendiri. Alasannya, loyalitas lebih tinggi. Kadar pengenalan pun lebih intens. Sisi negatifnya, persoalan pribadi dan bisnis bisa tercampur. Jika orang tua kurang cermat, anak bisa menjadi terlalu manja. Jika orang tua berhasil, maka anak harus lebih daripada itu.
- Dalam mengelola bisnis, semua hal tak harus dilakukan berurutan. Hanya jam terbang dan feeling yang bisa membantu kita menentukan hal yang perlu dijungkirbalikkan dan yang mana yang tidak.
Bab 8: Biarkan Kudeta Terjadi
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 8, antara lain:
- Awal berbisnis yang bijak adalah memilih nama. Nama mewartakan suatu identitas. Konsumen mampu membedakan produk karena didukung tanda, simbol, istilah, desain, maupun gabungannya.
- Merek memiliki kekurangan seperti registrasi, pajak, dan pesaing. Akan tetapi, dengan merek yang terdaftar, kita bisa mengurangi risiko penjiplakan dan berkesempatan mengekspos bisnis dengan lebih baik. Nilai komersial akan meningkat.
- Pebisnis perlu mengatur nama alami bisnis agar menjadi merek sejati supaya memancarkan nilai komersialnya. Manfaat lain merek yakni konsumen akan loyal, perusahaan kebal terhadap krisis dan persaingan, solidnya dukungan orang tengah, proses komunikasi pemasaran jadi lebih mulus, dan terbukanya peluang lisensi serta perluasan merek.
- Pilihlah nama bisnis yang baik dan berikan citra baik melalui kerja dan kinerja.
- Komunitas adalah co-creator terhadap merek. Komunitas mampu membangkitkan dan mengenalkan suatu merek.
Bab 9: Waspadai Zaman Edan
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 9, antara lain:
- Tahapan agar bisa berpikir dalam kerangka positif: berpikirlah positif dengan Tuhan Yang Mahakuasa (vertical positivity), terhadap diri sendiri (inner positivity), dan terhadap orang lain (horizontal positivity). Berbekal hal positif terhadap orang lain, orang tersebut akan bersikap terbuka dan percaya pada kita.
- Hal yang terpenting adalah tak pernah berhenti bertanya dan mencari tahu. Perenungan dapat mempercepat tercapainya target dan meningkatkan produktivitas.
- Jika hal negatif terus dijejalkan ke otak, mustahil kita bisa tetap positif. Maka dari itu, kita memerlukan positivity.
- Di saat ada kesempitan, di situlah ada kesempatan. Kriss menyisihkan sejumlah pesaing dan mendidik kita agar lebih hemat dan kreatif.
- Tren bisnis pertama adalah pursuit for spirituality. Manusia butuh sentuhan spiritual.
- Tren bisnis kedua adalah societal marketing, di mana pelaku bisnis didesak melek lingkungan dan masyarakat di sekelilingnya.
- Tren bisnis ketiga adalah people power, di mana konsumen diutamakan. Kepuasan konsumen terletak pada layanan perorangan, kesepakatan harga, produk khusus, serta cerita dari mulut ke mulut.
- Tren bisnis keempat adalah pursuit for simplicity. Konsumen menyukai hal sederhana. Tantangan bagi pebisnis adalah membuat hal sederhana jadi unik.
- Tren bisnis kelima adalah positivity insurrection. Pebisnis memusatkan perhatian pada hal yang bisa dikendalikan.
Bab 10: Matilah dengan Tenang
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 10, antara lain:
- Passion berkaitan dengan tingginya tekad, dihubungkan dengan keikhlasan berbagi, kerendahan hati, keengganan menyakiti, dan kerelaan mengalah.
- Korelasi derma dan bisnis: Melalui pendekatan spiritual. Jika ingin mendapat surprise dari Tuhan, berilah surprise pada sesama. Selanjutnya yakni melalui pendekatan rasional. Akumulasikan energi positif.
- Spiritual bukan semata-mata soal keyakinan, tetapi juga tentang kejujuran, keterbukaan, kepedulian, keadilan, dan kebermanfaatan.
- Bisnis yang sustainable adalah bisnis yang menghasilkan nama, laba, dan pahala. Bersainglah untuk menang, hidup dengan senang, dan mati dengan tenang.
- Berhati-hatilah memilih rekan bisnis. Cari tahu karakter dan track record yang dimiliki. Semua kesepakatan harus tertuang secara hukum di hadapan notaris.
Kesimpulan Buku
Buku ini sangat cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang bisnis, tidak terbatas hanya pada para calon pebisnis. Ada banyak ilustrasi kisah menarik. Pembawaan buku terkesan ‘gila’ dan out of the box, membuat isi buku ini menjadi begitu kaya. Akhir kata, buku ini merupakan buku yang tepat untuk menambah wawasan dan sudut pandang kita terkait cara jitu dalam berbisnis.
0 Comments