BERSAMA ASUS ZENBOOK 14X OLED (UX5400), MENJADI PRIBADI YANG MENGABDI untuk negeri

Lain daripada yang Lain, Aku Si Manusia Online

Kehidupan seluruh umat manusia jadi berbeda semenjak pandemi melanda. Dari yang awalnya penuh mobilitas, mendadak hanya di rumah saja akibat ancaman virus yang tak kasatmata. Walaupun aktivitas jadi serba terbatas, bukan berarti kita jadi tak bisa beraktivitas. Semua kegiatan dialihkan jadi serba online.

Kalau masyarakat pada umumnya mulai menjalani work from home, study from home, dan serba-serbi from home lain sejak adanya pandemi Covid-19 di awal tahun 2020, aku justru sudah curi start duluan sejak bulan Februari 2019. Loh, loh, loh, kok bisa? Bukannya ingin berbangga diri atau bersenang hati (karena merasa jadi pionir ‘manusia rumah’), justru ada kisah tak menyenangkan di balik keseharianku yang seperti ini.

Floating Item

(Semua kegiatan dilakukan di rumah.)

Kehidupanku yang tenang, tenteram, damai, dan bahagia ini mulai berubah sejak tahun 2017. Saat itu, aku masih duduk di bangku kelas 3 SMA. Tak lama setelah berulang tahun yang ketujuh belas, aku mendapat kado sweet seventeen yang membuatku frustasi: kanker limfoma. Gejala utamanya berupa munculnya benjolan di berbagai bagian tubuh, seperti di leher dan ketiak (lokasi kelenjar getah bening berada). Untuk gejala yang ini, sebenarnya produktivitasku tidak terganggu.

Selain gejala tersebut, aku juga kerap mengalami nyeri di area tubuh tertentu disertai dengan demam. Nyeri dan demam ini sifatnya hilang-timbul. Kadang, tubuhku bisa nyeri selama beberapa jam. Sakitnya luar biasa, seperti ditusuk-tusuk dari dalam. Begitu pula ketika demam, kerap kali aku mengigil sampai jari-jari tanganku mati rasa. Padahal, aku sudah menggunakan berlapis-lapis pakaian yang membuatku tampak seperti gulungan hot dog. Meskipun kadang sakit, kadang tubuhku juga sehat layaknya orang biasanya. Oleh karena itu, selama rentang waktu 2017 hingga awal 2019, dapat dikatakan aku masih bisa beraktivitas layaknya orang biasa.

Sembari menjalani hidup, aku berusaha berobat sebisa mungkin. Awalnya, karena keterbatasan dana, aku tak langsung menjalani pengobatan medis. Aku mencoba berbagai macam obat herbal, mulai dari yang kemasan hingga rebusan tumbuh-tumbuhan yang bahkan aku sendiri tak tahu tumbuhan apa itu. Namun, ternyata obat-obatan tersebut tidak mempan untuk menyembuhkan kankerku. Aku bahkan sudah menjalani hal-hal yang lebih ekstrem dan tak masuk akal, seperti pergi ke ‘orang pintar’ dan mandi kembang! Sebagai catatan, sebenarnya aku tidak mau, tetapi tak berdaya karena dipaksa. Ternyata benar, usaha-usaha aneh tersebut pun tak membuahkan hasil.

Pada Februari 2019, gejala kankerku bertambah parah secara mendadak. Kaki kiriku membengkak dari paha atas hingga telapak kaki, layaknya kaki gajah. Kakak tingkatku yang bertubuh tambun berusaha menghibur.

“Kalau nak besak ‘tuh besak dua-duanya kayak aku, jangan besak sebelah jak,” ujarnya dengan logat Melayu Pontianak yang kental.

Akibat pembengkakan kaki tersebut, otomatis aku jadi tak bisa ke mana-mana. Jangankan bepergian ke luar rumah, untuk melakukan aktivitas saja sulit. Kehidupanku berubah drastis. Kamarku terletak di lantai dua rumah kami, tetapi karena kondisiku tak memungkinkan untuk naik-turun tangga, ayahku pun membuat ‘ruang darurat’ di lantai satu yang akhirnya menjadi kamar baruku. Segala aktivitasku terpusat di lantai satu, sebab di sanalah dapur dan toilet berada. Aku butuh makan dan melakukan ‘pembuangan’, toh?

Karena mendadak sakit parah di pertengahan semester, kuliahku pun terbengkalai. Aku akhirnya memutuskan untuk drop out dari universitas. Kondisi yang semakin parah membuat hati keluarga besarku tergerak. Mereka saling bahu-membahu membantuku mewujudkan impianku, yaitu melakukan kemoterapi. Tepatnya pada Mei 2019, kemoterapi pertama pun dimulai. Keseharianku hanya berpusat di rumah dan rumah sakit. Di awal tahun 2020, aku pun dinyatakan sembuh!

Pada pertengahan tahun 2020, aku memutuskan untuk kembali menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Namun, karena pandemi, pembelajaran pun dilakukan secara daring. Terhitung kami menjalani program study from home ini selama tiga semester. Saat ini, perguruan tinggi mulai memberlakukan pembelajaran secara tatap muka. Namun, aku tetap jadi mahasiswa online! Hah? Kok bisa?

Jadi, walaupun aku sudah dinyatakan sembuh pada Maret 2020, ternyata di kemudian hari kanker kembali menyapa. Aku harus berjuang melawannya lagi. Dikarenakan rutin melakukan kemoterapi, imunitasku jadi melemah. Di tengah-tengah pandemi seperti ini, tentu saja kuliah secara offline akan sangat berisiko bagiku. Untungnya, perguruan tinggi tempatku menempuh pendidikan sangat baik. Aku diperbolehkan untuk kuliah secara online, sementara teman-temanku yang lain belajar secara langsung di kampus.

Nah, itulah kisahku mengapa aku bisa menjadi manusia online. Bisa dibilang, aku tak pergi ke mana-mana selain ke rumah sakit, itu pun hanya sesekali ketika jadwal kemoterapi tiba. Setiap hari kuhabiskan di rumah. Walaupun begitu, sudah kukatakan, bukan berarti kita tak bisa beraktivitas meski tak ke mana-mana. Di dunia yang canggih ini, aku memanfaatkan teknologi untuk melakukan ini-itu. Banyak hal yang dapat kulakukan hanya dengan duduk manis di depan laptop.

Kegiatan Sehari-Hari Menggunakan Laptop, Tentu Harus yang Paling Top

Aktivitasku yang berpusat pada kegiatan online membuatku wajib hukumnya memiliki laptop yang mumpuni. Lebih spesifiknya, laptop yang lengkap dengan fitur modern yang dapat menunjang produktivitas. Dengan laptop anti-ngadat, tentu aktivitas yang dilakukan tak tersendat-sendat.

Dari sekian juta laptop yang bertebaran di dunia ini, aku sebenarnya kesengsem sama satu produk laptop, nih, guys. Aku kenalkan ke kalian, ya, ini dia ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400)! Laptop ini masuk kriteria laptop impianku banget, sebab dia punya segudang kelebihan yang membuatnya unggul dari laptop lain. Laptop ini punya dua varian warna, yaitu Lilac Mist dan Pine Grey. Dua-duanya sama-sama cakep dan menggoda.

Laptop ini dibanderol dengan harga Rp23.999.000, sangat layak untuk beragam fiturnya yang keren abis. Sayangnya, laptop dengan harga segitu belum masuk budget-ku, hehe. Apalagi, aku masih harus mengencangkan ikat pinggang pengeluaran karena butuh banyak dana untuk mengobati kanker. Untuk saat ini, aku hanya berandai-andai, aktivitasku akan jadi begini jika memiliki ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400)!

1. Belajar dan Volunteer Online

Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, aku kuliah secara full online. Jadi, setiap kali pembelajaran dimulai, dosen yang mengajar di kampus akan menyalakan laptop dan memberikan link aplikasi meeting online. Setelah itu, aku pun bergabung di dalam meeting online tersebut dan mendengarkan pengajaran dari dosen.

Karena kuliah di jurusan bahasa, aku selalu mendengarkan penjelasan dosen dalam bahasa asing. Hal tersebut membuatku harus menajamkan telinga sebisa mungkin. Selain itu, kami juga banyak membahas tentang soal-soal di buku sehingga kuliahnya sangat interaktif. Walaupun aku menjadi satu-satunya mahasiswa yang “solo online“, akan tetapi aku tetap diajak untuk aktif, seperti diberi pertanyaan dan dimintai pendapat tentang topik kuliah yang sedang dipelajari. 

Selain kuliah online, aku juga aktif berorganisasi. Meskipun sedang sakit, aku ingin hidupku tetap bermakna dan produktif sebisa mungkin. Sejak bulan Juli hingga Desember 2021 lalu, aku bergabung dalam program volunteer di Vibrant Women, sebuah organisasi non-profit yang fokus memberikan pelatihan-pelatihan untuk perempuan. Selama mendedikasikan diri pada organisasi tersebut, aktivitas seperti rapat online menjadi makanan sehari-hari.

Setelah masa pengabdianku di Vibrant Women selesai, kini aku bergabung dengan organisasi baru, yakni Fenomena Anak Muda. Berbeda dari Vibrant Women yang fokus memberdayakan perempuan, organisasi Fenomena Anak Muda fokus kepada permasalahan anak muda. Aku baru saja bergabung dengan organisasi ini, jadi aku bertekad untuk melaksanakan tugasku dengan sebaik-baiknya.

Dengan ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400), aku tentu bisa melaksanakan meeting online dengan lebih lancar dan baik. Soalnya, laptop ini sudah dilengkapi dengan kamera beresolusi 720p HD yang jernih dan punya fitur low-light. Dijamin wajah jadi terlihat jelas meskipun berada di ruangan yang gelap. Saking jernihnya, apakah jerawat-jerawat di wajah ikut terpampang, ya?

Selain kameranya yang mumpuni, ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) punya fitur AI noise-cancelling. Teknologi ini memungkinkan penyaringan suara bising supaya tidak tercampur dengan suara sang pembicara. Cocok banget buatku karena punya tetangga yang membuka kantin. Maklum, rumahku terletak tepat di samping sekolah, jadi tetanggaku memanfaatkan kesempatan ini dengan membuka kantin. Kantin milik tetanggaku itu menjadi sarang bagi anak-anak sekolah yang sedang istirahat. Ketika mereka istirahat, biasanya aku masih kuliah. Tahu, lah, anak sekolah, bicaranya luar biasa nyaring. Aku bahkan bisa mendengar canda tawa mereka dengan jelas dari ujung rumahku. Dengan memanfaatkan fitur ini, tentu suara mereka tak akan ikut terekam saat aku bicara melalui aplikasi meeting online.

Fitur ClearVoice Speaker yang bisa ditemukan di aplikasi MyASUS ini juga punya kemampuan untuk menormalisasi suara individu saat ada beberapa pembicara di satu ruangan. Kita bisa mendengar apa yang tiap orang katakan dengan jelas. Sangat cocok bagiku yang kerap mendengar noise saat dosen mengajar di dalam kelas. Sebaliknya, saat banyak orang berkumpul menggunakan satu laptop untuk melakukan conference call, maka fitur ClearVoice Mic membuat suara yang dihasilkan akan terdengar jernih bagi orang lain.

 

Jika pengobatanku sudah selesai di akhir tahun nanti, otomatis aku akan bergabung dengan teman-temanku dan belajar secara offline. Kegiatan presentasi tugas pun bisa berlangsung dengan lebih efektif dengan bantuan ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400). Laptop ini punya mekanisme 180⁰ ErgoLift Hinge. Artinya, engsel yang bisa dibuka hingga 180⁰. Hal ini tentu memudahkanku untuk melakukan kerja kelompok dengan teman sambil presentasi. Selain itu, karena desain engselnya ini, air flow bisa mengalir dengan lebih baik sehingga laptop tak cepat panas. Posisi bodi utama yang sedikit terangkat juga membuat aktivitas ketik-mengetik jadi lebih nyaman. Mengetik tugas kuliah beribu-ribu kata pun tak lagi jadi beban.

2. Ayo Edit Video

Kuliah di jurusan bahasa asing bukan berarti hanya banyak bacot (baca: speaking) di kelas. Tidak juga hanya mengasah kemampuan dalam listening, reading, dan writing. Sebagai mahasiswa yang dituntut untuk selalu kreatif, dan mungkin karena dosen tak ingin kami terlalu gabut, kami sering diberikan tugas membuat video. Isi tugasnya sendiri bermacam-macam, mulai dari video menceritakan suatu topik, video tutorial, dan lain-lain.

Mengedit video menjadi beban tersendiri, apalagi jika jeroan laptop kentang’ banget. Bayangkan saja, jika merekam video dengan resolusi tinggi, berapa besar ukuran video tersebut? Besarnya ukuran video akan memperlambat pengeditan. Belum lagi, efek-efek video seperti transisi, pemberian gambar, teks, dan audio akan menambah beban kinerja laptop. Kalau spesifikasi laptop tidak mumpuni, aktivitas edit video pasti bikin sakit hati. Ngelag? Sudah pasti, aku sering merasakannya. Not responding padahal belum di-save? Sungguh bencana.

Aku yang hanya mengedit video tugas saja sudah frustasi setengah mati, bagaimana dengan teman-teman yang bekerja sebagai content creator, video editor, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang aktivitas utamanya adalah mengedit video? Tuntutan pekerjaan tentu membuat tingkat stres jadi lebih tinggi. Oleh karena itu, laptop dengan prosesor, RAM, dan kartu grafis terbaik menjadi hal yang wajib dimiliki.

Laptop modern ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics. Prosesor generasi ini dilengkapi dengan kartu grafis yang lebih mutakhir. Bahkan, kinerjanya bisa meningkat hingga 2,7 kali lipat dari biasanya. Dengan prosesor dan kartu grafis yang baik, proses render video dijamin ngebut.

Laptop ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) dibekali dengan RAM hingga 16GB, GPU Intel® Iris® Xᵉ NVIDIA GeForce MX450, dan memori hingga 1TB PCIe® 3.0 x4 SSD yang ultra cepat. Dengan RAM yang besar dan GPU terbaik, multitasking dan membuka banyak layer video tak jadi masalah. File mentahan video yang banyak dan berukuran besar pun bisa bertengger manis di memori penyimpanan yang tergolong besar.

Aktivitas edit video biasa dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Butuh waktu lama untuk mengedit sebuah video, sebab pengeditan harus dilakukan dengan presisi. Dengan ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400), aku tak perlu takut laptop jadi panas akibat dipakai terlalu lama. Laptop ini punya teknologi termal IceCool Plus dan ASUS Intelligent Performance Technology (AIPT). Dengan fitur ini, performa laptop bisa meningkat hingga 70%!

ASUS Zenbook 14X OLED UX5400 vs Laptop Lain (10th Gen 15W TDP fixed), Berapa Persen Lebih Cepat?

  • Adobe Premiere Pro (mengedit video sambil memutar videonya) 48% 48%
  • Adobe Premiere Pro (operasi ‘auto reframe’) 47% 47%
  • Windows Zip archive (file berukuran 6.9GB) 24% 24%
  • Transfer file PPT ke PDF 24% 24%

3. Menjadi Hamba Lomba dan Aktif Menulis Layaknya Novelis

Semenjak didiagnosis kanker dan hanya bisa beraktivitas di rumah, aku menghabiskan waktu untuk mengelola blog. Alasan utamanya tentu saja untuk menyalurkan hobi menulisku yang sudah ada sejak dulu. Aku menulis cerita, puisi, artikel, dan rutin mengikuti lomba blog. Bagiku, mengikuti lomba blog punya sensasi tersendiri. Pastinya aku berharap untuk menang dalam perlombaan. Oleh karena itu, aku berusaha sebaik mungkin melatih gaya menulisku. Latihan, latihan, dan latihan. Ketik, ketik, dan terus mengetik.

Berbicara tentang mengetik, bagiku sebuah laptop wajib punya keyboard yang nyaman. Maklum, aku memang sangat suka menulis. Terlebih lagi, laptop memang sering dipakai untuk mengetik. Mengatasi isu ini, ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) dibekali keyboard dengan layout TKL (Tenkeyless) dengan fasilitas backlight putih dengan 3 tingkat kecerahan. Tombol power yang sekaligus berfungsi sebagai fingerprint scanner terletak di ujung kanan atas keyboard. Hal ini membuat aktivitas mengetik tak terganggu. Dengan keyboard laptop yang nyaman, aku akan terlarut dalam suasana dan suatu hari nanti pasti bisa menyelesaikan naskah fiksiku.

Untuk menghasilkan artikel lomba yang berbobot, aku mendedikasikan diri berhari-hari untuk menyelesaikan artikel. Dalam sehari, aku bisa duduk berjam-jam di depan laptop untuk melakukan research materi dan mengumpulkan ide. Jika data yang terkumpul sudah mencukupi, ditambah lagi ide segar sudah terbentuk di otak, barulah aku mulai mengetikkan apa yang ada di dalam benak menjadi sebuah tulisan. Setelah tulisan tersebut selesai pun, aku masih harus memindahkan artikel mentah yang ada ke blog yang kumiliki dan melakukan pengeditan.

Terlalu lama menatap layar laptop kerap membuat kepalaku pusing dan mata lelah. Berdasarkan penelitian dari Essilor America yang berjudul Blue Light Hazard: New Knowledge, New Approaches to Maintaining Ocular Health, diketahui bahwa gadget seperti smartphone, PC, dan laptop memancarkan sinar biru yang bisa merusak mata. Namun, mau bagaimana lagi? Selain karena tuntutan kuliah, perasaanku untuk mengikuti lomba selalu menggebu-gebu. Mau tak mau, aku harus berurusan dengan laptop.

Kalau aku punya ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400), aku tak perlu khawatir lagi tentang kesehatan mata. Pasalnya, laptop ini punya layar berteknologi OLED 2.8K yang menjamin kecerahan dan mata tak akan mudah perih. ASUS OLED menawarkan fitur Eye Care yang bisa mengurangi tingkat paparan sinar radiasi layar sampai 70%! Metode ini sudah mendapat sertifikasi Low Blue Light serta Flicker Free dari TÜV Rheinland, perusahaan penguji produk serta jasa industri, jadi sudah dipastikan keefektifannya. Dengan adanya fitur andalan ini, kesehatan mata masyarakat Indonesia bisa dijaga hingga 68,10%. Artinya, aku tak perlu lagi terlalu takut bakal cepat rabun walau setiap hari berkutat di depan laptop.

4. Membuat Infografis dan Mengedit Gambar dengan Barbar Sabar

Kemampuan seorang blogger tak terbatas pada hanya membuat tulisan semata. Guna mempercantik artikel yang sudah dibuat, aku selalu menambahkan gambar-gambar maupun infografis sebagai penunjang artikel. Semakin banyak layer gambar yang digunakan, ukurannya jadi semakin berat. Kinerja laptop pun meningkat. Kalau laptop lelet, aku bisa berubah menjadi 2 jenis makhluk: antara jadi barbar dan marah-marah, atau hanya bisa tersenyum pahit dan berusaha sabar. Untungnya, masalah ini tak akan terjadi karena ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) punya onderdil yang bisa diandalkan.

SABAR BARBAR

Masalah utama dalam pengeditan gambar justru terletak pada keakuratan warna gambar. Ternyata, layar laptop sangat berpengaruh terhadap bagaimana kita melihat suatu gambar! Jika laptop tersebut hanya mampu menangkap sedikit warna, artinya detail warna jadi tidak akurat. Dengan teknologi layar OLED yang dimilikinya,  ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) jauh mengungguli laptop lainnya.

Laptop ASUS dengan teknologi layar OLED mampu menampilkan gambar yang detail dan realistis. Reproduksi gambarnya jauh lebih kaya dan jelas karena ia mampu mereproduksi 100% warna pada color space DCI-P3. DCI-P3 (Digital Cinema Initiatives-Protocol 3) ini dikembangkan untuk kebutuhan industri sinema. Nilainya setara dengan 133% warna pada color space sRGB. Dengan 100% DCI-P3 color gamut serta ketajaman hingga 1.07 juta warna, layarnya pun sudah divalidasi oleh PANTONE® Display.

Pantone itu apa, sih? Jadi, Pantone merupakan perusahaan pewarnaan di Amerika Serikat. Sementara itu, warna Pantone merupakan sistem pewarnaan yang memungkinkan adanya reproduksi warna yang akurat. Kalau punya sertifikasi Pantone Validated Display, bisa dipastikan layar laptop dibuat dengan teknologi canggih dan berkualitas. Proses pengeditan gambar dan video bisa dipastikan dapat dilakukan dengan keakuratan tinggi.

(Ini dia perbedaan LCD 100% sRGB dengan ASUS OLED 100% DCI-P3. Warna yang dihasilkan sangat pekat, detail, dan indah.)  

(Meskipun sama-sama memiliki tingkat kecerahan 150nits, layar ASUS OLED jauh lebih jernih dan tajam daripada LCD biasa.)

Ada keunikan pada laptop ini yang membuatku semakin jatuh cinta. Jika pada umumnya laptop punya rasio layar 16:9, maka ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) berani mengambil langkah berbeda. Layar NanoEdge yang dimilikinya punya rasio 16:10. Dengan rasio seperti ini, kita dapat melihat tampilan gambar yang lebih besar 18% dari rasio 16:9. Rasio panel layar ke bodinya mencapai 92%, sangat menguntungkan untuk mengedit gambar karena tampilannya lebih luas.

5. Tanpa Penyesalan, Mulai Jualan Online

Untuk menambah pundi-pundi uang, aku mencoba memanfaatkan kondisi di sekelilingku. Rumahku yang seperti kapal pecah ini sebenarnya berantakan karena ada terlalu banyak barang. Barang-barang tersebut tak terpakai. Ada yang bahkan masih baru, belum pernah tersentuh. Ada juga yang sudah pernah digunakan, tetapi ujung-ujungnya juga ikut berdebu.

Dengan adanya peluang ini, aku memutuskan untuk menjual barang-barang di rumah yang tak lagi kami gunakan. Barang utamanya paling banyak berupa pakaian. Tak cukup pakaianku sendiri, aku juga ‘menjarah’ pakaian miliki ayah, ibu, bahkan kedua saudaraku. Tenang, tenang. Tentu aku sudah memastikan bahwa mereka memang tak lagi membutuhkan pakaian tersebut. Oh ya, uniknya, aku bahkan menemukan banyak baju masa kecilku di dalam lemari. Pakaian-pakaian tersebut juga laris terjual.

Selain pakaian, aku juga menjual novel dan buku non-fiksi. Usai lulus dari SMA, aku menyadari bahwa buku paketku sudah sangat menumpuk. Aku pun iseng memasukkannya ke internet. Eh, ternyata, buku tersebut juga ada peminatnya. Malahan, aku pernah menjual buku yang super random, seperti buku pijat tradisional, buku adat Dayak Kalimantan, hingga buku humor anak kedokteran.

Masih banyak lagi benda-benda aneh yang kujual secara online, seperti pianika, catokan, wig, dan lain-lain. Untuk menjual semua itu, ada banyak langkah yang harus kulakukan sebelum akhirnya benda tersebut berubah menjadi uang. Pertama, tentunya aku harus memotret benda yang ingin kujual. Setelah itu, aku mencatat informasi tentang benda itu (kalau menjual baju, tentu aku harus menghitung panjang, lingkar dada, mencari tahu bahan, dan lain sebagainya).

Pada proses ini, laptop menjadi perangkat utama yang sangat membantuku. Hasil jepretan produk kemudian kusimpan di memori laptop. Tak lupa, aku membuka Microsoft Word dan mengetik caption lengkap yang berisikan informasi produk. Setelah itu, barulah aku bisa mengunggah data produk tersebut ke internet.

Supaya bisa menjaring lebih banyak orang, aku memanfaatkan beberapa marketplace sekaligus. Ada si Jingga, si Hijau, dan si Merah. Timbul kepuasan tersendiri saat orang-orang membeli barang bekasku. Pastinya, aku senang karena barang tersebut bisa berguna bagi orang lain. Selain itu, rumahku jadi lebih lega, dan tabunganku dapat bertambah.

Nah, saat aku mengunggah data produk ke marketplace, biasanya aku bolak-balik berganti layar antara file Word yang berisikan caption produk dengan browser yang kugunakan untuk upload dokumen barang ke marketplace. Dengan ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400), aktivitas bolak-balik yang merepotkan itu pun tak akan lagi terjadi. Kok bisa?

Ini dia kelebihan ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) yang bikin ngiler abis. Tidak seperti laptop pada umumnya, touchpad di laptop ini berupa sebuah layar. Kehadiran layar mini yang diberi nama ScreenPad™ 2.0 tersebut bisa menampilkan berbagai informasi dan digunakan untuk melakukan berbagai hal. Ukuran screenpad sebesar 5,65 inci tergolong leluasa untuk dipandang. Dengan layar berukuran layaknya smartphone ini, kita bisa mengatur aplikasi tertentu untuk akses instan. Pengalaman multitasking tentu jadi jauh lebih menyenangkan.

6. Freelance, Sebuah Peluang demi Mendapat Uang

Tidak hanya menjual barang bekas, aku juga sesekali menjadi pekerja lepas atau yang lebih sering dikenal dengan istilah freelancer. Proyek yang pernah kukerjakan pun beragam. Utamanya, sih, aku mencari proyek penulisan artikel. Di sana, aku mengerahkan seluruh kemampuanku dalam menulis. Selain itu, aku juga pernah mendapat pekerjaan seperti pengumpulan data dan jasa transkrip. Pengumpulan data tersebut membutuhkan penggunaan aplikasi Microsoft Excel. Sementara itu, untuk transkrip, aku mengandalkan aplikasi Microsoft Word dalam proses transkripnya.

Setiap laptop pasti membutuhkan aplikasi yang menunjang produktivitas seperti Microsoft Word, Excel, PowerPoint, dan yang lainnya. Tahukah kalian bahwa tidak semua laptop dilengkapi aplikasi-aplikasi ini? Laptop jenis tersebut mengharuskan kita membeli aplikasi secara terpisah. Harga aplikasi resmi Microsoft tidak murah, bisa mencapai jutaan rupiah. Untungnya, ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) sudah dilengkapi dengan Windows Office Home and Student (OHS) yang berisikan aplikasi Microsoft Word, Excel, PowerPoint, dan OneNote.

Menggunakan aplikasi yang legal tentu punya banyak kelebihan. Pertama, kita tidak perlu pusing tentang masalah pembaruan. Pengembang aplikasi tentu akan memberikan update informasi ke laptop kita jika ada versi terbaru pada aplikasi. Kedua, kita juga terhindar dari ancaman virus. Masalah ini sering ditemui saat masyarakat menggunakan aplikasi ilegal. Bukannya untung malah buntung, sebab aplikasi yang mereka beli dengan harga murah tersebut malah membuat laptop rusak atau data penting hilang. Intinya, laptop yang sudah dipaketkan dengan Windows OHS adalah pilihan tepat bagi kita-kita yang tidak mau ribet membeli lagi secara terpisah.

7. Refreshing Dulu, Tonton Film dan Dengar Musik Biar Asyik

Alasan utama aku memiliki laptop tentu agar dapat digunakan untuk belajar dan bekerja. Selain itu, aku juga memakai laptop untuk refreshing. Masa’ mau belajar terus? Lama-lama bisa mumet itu otak. Sesekali, mari lupakan semua hal dan bersantai sejenak. Biasanya, aku me time dengan menonton film, drama Korea, reality show, maupun anime favorit. Selain itu, aku juga sering mendengarkan lagu dari girl group dan boy group Korea favoritku.

Floating Item

Urusan mendengar musik jadi semakin asyik karena ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) memiliki sistem audio yang sudah tersertifikasi Harman Kardon, salah satu perusahaan audio terbaik di dunia. Laptop ini punya dua down firing speaker di bagian kiri dan kanan depan laptop. Tidak cukup sampai di situ, ada juga software DTS audio processing yang mampu memperkaya warna suara. Saat mendengarkan lagu maupun memutar video, suaranya ajib banget.

Layar ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) juga patut diacungi jempol. Laptop ini punya layar tajam beresolusi 4K atau setara 3840×2400 pixel. Kemudian, seperti yang sudah kusebutkan sebelumnya, karena punya rasio 16:10, tontonan terasa lebih luas. Ketajaman warna hingga 1,07 juta warna dengan 100% DCI-P3 color gamut yang dimilikinya membuat video jadi sangat jernih. Pengalaman menonton jadi sangat menyenangkan.

Tak hanya itu, layar ASUS OLED mereproduksi warna hitam secara sempurna. Layar ASUS OLED terdiri dari jutaan lampur LED yang berukuran super mini, berbeda dari laptop biasa yang menggunakan panel backlight. Lampu LED tersebut dapat dimatikan dan menciptakan warna hitam pekat. Layar laptop ini sudah mendapat sertifikasi DisplayHDR™ 500 True Black dari VESA karena kontras warnanya mencapai 1.000.000:1. Sementara itu, tingkat kecerahan maksimalnya mencapai 550nits. Keren, bukan?

(Dibandingkan dengan LCD biasa, layar ASUS OLED punya warna hitam yang sangat pekat.)

Ada lagi keunggulan lain laptop ini yang sangat jarang ada di laptop lain. Response time layarnya tergolong sangat cepat, yaitu hanya 0,2 milidetik! Artinya, laptop ini bisa menampilkan visual video dengan gerakan yang sangat cepat, lebih cepat 50 kali dari layar laptop lain yang biasanya butuh 10 milidetik atau lebih. Semakin cepat response time pada layar laptop, semakin halus pula penanyangan transisi pada gambar. Fitur ini sangat berguna ketika aku menonton film action yang banyak adegan tonjok-tonjok dan lari-larinya. Kurang seru, dong, kalau adegan berantem terkesan patah-patah? Nanti jadinya malah goyang patah-patah.

Jika Suatu Hari Nanti Aku Beraktivitas dan Penuh Mobilitas, Maka…

Saat ini, aku memang masih menjadi makhluk online. Namun, tak tertutup kemungkinan bahwa suatu hari nanti aku akan sembuh, pandemi akan berakhir, dan aku bisa kembali berbaur dengan masyarakat. Aku akan kembali beraktivitas di tengah-tengah hiruk-pikuk kehidupan yang terus berjalan tanpa henti. Untuk itulah, aku perlu mempersiapkan diri dengan memiliki laptop terbaik yang bisa membantuku mengerjakan berbagai hal.

ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) merupakan varian Zenbook Classic yang punya tampilan mini dan mudah dibawa ke mana-mana karena berbobot hanya 1,4 kilogram dan ketebalan 16,9 milimeter. Meskipun layarnya berukuran 14 inci, akan tetapi fisiknya terasa seperti laptop berukuran 13 inci. Keajaiban ini dapat terjadi karena laptop ini punya teknologi NanoEdge Display yang membuat bezel layar sangat tipis. Jarak antara layar dan tepi kiri dan kanannya saja mencapai 3 milimeter. Tampilan laptop ini terlihat sangat cantik, elegan, dan premium.

Meskipun desainnya cantik, bukan berarti laptop ini lemah lembut. Tak tanggung-tanggung, laptop ini punya sertifikasi MIL-STD-810H dari US Military Grade. Sertifikasi ini menandakan bahwa ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) lolos pengujian ekstrem seperti tes suhu tinggi dan rendah, tes jatuh, tes getaran, tes kelembapan, serta tes tekanan. Siapa tahu suatu hari nanti aku akan menikmati udara pagi di puncak gunung sambil mengetik artikel, laptop ini pasti gagah diajak bekerja sama.

Wajib Militer ala ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400)

N
High Temperature Test (30°C hingga 63°C selama 7x24 jam)
N
Low Temperature Test (-25°C hingga -33°C selama 7x24 jam)
N
Drop Test (Dijatuhkan dari ketinggian 100mm saat menyala, 4x untuk setiap sisi)
N
Vibration Test (5-500 Hz, 3 axes, secara acak 2 jam per axis)
N
Humidity Test (kelembapan 95%, 30°C dan 60°C, durasi 10 hari)
N
Altitude Test (Tindakan normal pada kabin bertekanan setara 15,000 kaki)

Satu lagi hal yang wajib diperhatikan ketika kita membawa laptop ke luar rumah, yakni soal baterai. Ketahanan baterai laptop menjadi hal yang sangat penting. Bayangkan, saat sedang asyik-asyiknya bekerja, bagaimana jika baterai laptop mendadak habis? Apalagi, kalau lupa bawa colokan, siap-siap bubar jalan.

ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) disokong oleh baterai 63Whrs 3-cell Li-ion yang punya daya tahan baterai sekitar 8 jam 51 menit. Dengan ketahanan sekitar 9 jam, aku jadi tidak perlu was-was membawa laptop ini untuk dipakai di luar rumah. Kalaupun butuh nge-cas, proses pengecasan berlangsung dengan cepat karena laptop ini sudah punya fitur fast charging. Dalam waktu 30 menit saja, baterai laptop ini bisa terisi hingga 50%.

Konektivitas Juga Jadi Prioritas

Dalam memilih laptop, terkadang orang mengabaikan atau lebih tepatnya ‘mengorbankan’ urusan konektivitas atau port pada laptop karena lebih mementingkan hal lain seperti desain, performa, ketahanan baterai, maupun karena alasan-alasan lainnya. Padahal, kalau menurut aku pribadi, laptop dengan konektivitas yang terbatas itu sangat menyebalkan. Bayangkan, ketika kita butuh untuk colok ini-itu, ternyata malah tidak bisa karena ketidakhadiran port. Sungguh disayangkan.

Untung beribu untung, ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) punya banyak port serta konektivitas yang lengkap. Terdapat beberapa port yang bertengger manis di sisi kiri dan kanan laptop ini, mulai dari USB 3.2 Gen 2 Type-A, HDMI 2.0, MicroSD card reader, serta 3.5mm combo audio jack. Selain itu, laptop ini juga punya 2 port USB type C yang sudah mendukung Thunderbolt™ 4 berkecepatan transfer data hingga 40Gbps. Dengan port ini, kita bisa menggunakannya sebagai port untuk display output maupun mengisi daya melalui adapter charger, bahkan melalui powerbank. Canggih, bukan?

Terakhir, untuk konektivitas wireless, laptop ini punya WiFi 6 802.11ax yang ditemani oleh WiFi Stabilizer Technology dan WiFi SmartConnect Support. Dengan adanya teknologi tersebut, kita bisa terhubung ke internet secara lebih stabil. WiFi SmartConnect juga bisa mencari sumber WiFi terbaik secara otomatis. Aku setiap hari memakai laptop dan mengandalkan internet dari WiFi, jadi aku sudah tahu bagaimana menyebalkannya internet lelet karena masalah WiFi. Jika memiliki ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400), kendala ini tentu bisa diminimalisir.

Harapan untuk Masa Depan

Saat ini, aku masih memoles diri. Memang, sekarang semuanya belum terlihat jelas, masih samar-samar. Aku hanya melakukan langkah-langkah kecil setiap hari, layaknya keping demi keping puzzle yang tersusun perlahan. Aku belajar dengan serius di perguruan tinggi, berusaha meraup ilmu sebanyak mungkin. Aku pun melakukan volunteer atau pengabdian, berusaha menjadi sosok yang bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Salah satu cita-cita terpendamku adalah menjadi seorang dosen. Aku ingin mengabdi bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan memang menjadi hal yang sangat penting. Dengan pendidikan yang baik, tercipta pula generasi muda penerus bangsa yang mampu memajukan negeri dengan caranya masing-masing.

Aku ingin turut memajukan pendidikan dengan cara berbagi ilmu kepada orang lain. Untuk menjadi seorang dosen, aku punya target untuk lulus tepat waktu pada tahun 2024. Setelah itu, aku ingin melanjutkan pendidikan S2 dan menyelesaikannya dalam waktu dua tahun. Kalau punya ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400), dalam waktu empat tahun ke depan pasti kinerja laptopnya masih bagus. Soalnya, laptop ASUS memang terkenal awet, punya ketahanan yang baik, dan bisa digunakan untuk jangka panjang.

Laptop ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) sangat cocok menunjang masa depanku yang ingin menjadi seorang dosen. Dengan laptop ini, nantinya aku bisa meramu materi pembelajaran dengan menarik. Sejak saat ini, aku sudah belajar cara mengedit video dan infografis. Aku punya target untuk jadi seorang tenaga didik yang mampu mengajar dengan tak membosankan. Aku ingin menjadi seorang dosen yang bisa dikenang dan tentunya ngangenin. Aku ingin mematahkan stigma bahwa dosen itu menyeramkan dan kaku.

Bersama ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400), semoga aku bisa menjadi pribadi yang mengabdi untuk negeri.

Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) Writing Competition bersama bairuindra.com

BEBERAPA JEJAK TERAKHIRKU

Curhat Kemoterapi Ketujuh

Curhat Kemoterapi Ketujuh

Capek. Itulah yang aku rasakan sebelum melakukan kemoterapi ke-7. Kondisiku lemah banget, cuma bisa baring aja di kasur. Jalan sedikit aja udah ngos-ngosan, demam berhari-hari tanpa henti, tak punya nafsu makan, dan kalau makan pun hanya bisa sedikit karena ukuran perut yang membesar. Aku juga batuk-batuk. Ketika batuk, aku bahkan bisa sampai muntah.

[Resensi Lengkap] Ringkasan Buku “Masih Belajar” – Iman Usman

[Resensi Lengkap] Ringkasan Buku “Masih Belajar” – Iman Usman

Artikel ini berisikan tentang ringkasan lengkap dari buku “Masih Belajar: Menggapai Hidup Bermakna di Usia Muda” yang ditulis oleh Iman Usman. Resensi buku ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada teman-teman. Aku berharap, dengan adanya resensi ini, sobat bisa memutuskan untuk membeli buku ini secara legal dan membacanya, menambah ilmu dan pengetahuan baru.