Dampak Pandemi di Sektor Ekonomi
Seorang penjual terlihat lesu. Berdiri di bawah naungan atap reyot, ia berteduh. Hari sudah beranjak siang kala itu, tetapi tak seorang pun yang tertarik untuk masuk ke kiosnya yang lusuh. Dagangannya masih berjejer rapi, tak tersentuh. Masih utuh, masih penuh. Sesekali, ia menghapus peluh, merasa jenuh. Ia masih berharap ada yang datang dan membeli dagangannya karena butuh. Nyatanya, semua pejalan kaki yang melintas tampak tak acuh. Akibat pandemi, keuangannya jadi lumpuh. Usahanya terancam runtuh.
Ilustrasi di atas hanya menggambarkan satu dari sekian juta pedagang di Indonesia yang terdampak pandemi. COVID-19 atau yang lebih dikenal dengan virus corona, berhasil membuat setiap orang merana. Ke seluruh belahan dunia, ia melanglang buana. Tidak hanya berdampak bagi kemerosotan kesehatan, COVID-19 pun menggoyahkan perekonomian dunia. Semua negara terkena dampaknya, tak terkecuali Indonesia.
Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2020 ini bernilai -5,32%. Dampaknya, demi menekan kerugian, banyak pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK. Setidaknya, hingga 31 Juli 2020, Kemenaker (Kementerian Ketenagakerjaan) menyebutkan bahwa total pekerja yang terdampak COVID-19 mencapai lebih dari 3,5 juta orang.
Tidak hanya memengaruhi perusahaan besar, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) pun ikut terdampak. Sekitar 30 juta UMKM harus tutup sementara akibat COVID-19. Lebih parah lagi, jika pandemi tidak kunjung berhenti, maka 85,42% UMKM hanya mampu bertahan selama setahun, setelahnya akan gulung tikar. Padahal, 99,99% usaha yang berkembang di Indonesia merupakan UMKM. Lantas, kita harus bagaimana?
Awalnya, masyarakat dunia sempat terpuruk karena keberadaan virus ini. Akan tetapi, lambat laun, semua menyadari, kehidupan harus terus berjalan. Detik demi detik terus berlalu, tak akan menunggu hingga virus lenyap. Oleh karena itu, sebagai manusia yang punya daya juang, kita pun berusaha memperbaiki keadaan. Meskipun sulit, kita tetap mencoba bangkit.
Membangkitkan UKM yang Terpuruk agar Tak Lagi Ambruk
Tak hanya berpangku tangan, pemerintah sudah mengeluarkan beberapa kebijakan yang diharap dapat membangkitkan kembali sektor perekonomian. Beberapa usaha yang dilakukan pemerintah antara lain mengeluarkan program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) serta mempercepat penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat). Tak hanya itu, pemerintah juga menggelontorkan dana sebanyak 123,46 triliun rupiah untuk membantu UMKM.
Untuk membangkitkan ekonomi, kita harus bahu-membahu. Tak cukup hanya mengandalkan pemerintah, kita pun perlu berusaha. Bagi karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja, jangan terus bersedih sebab hal tersebut tak akan mengubah keadaan. Sebaliknya, pandanglah dunia dengan lebih positif. Ada peluang yang terbuka lebar bagi kita untuk mulai berbisnis.
Sementara itu, bagi pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah), kita pun tak perlu berlarut dalam keterpurukan. Ada banyak cara untuk membangkitkan usaha kita kembali. Pertama, kita tilik kembali, apa alasan utama bisnis merosot saat ini? Tentu jawabannya adalah karena pengaruh pandemi. Akibat pembatasan pergerakan, banyak usaha offline yang harus ditutup. Andaikan toko tidak tutup, pengunjung pun berkurang drastis karena mereka tak mau ambil risiko terkena virus akibat berada di luar rumah dalam jangka waktu lama.
Saat ini, konsumen mulai beralih gaya belanja. Jika dulu, banyak memilih untuk berbelanja langsung ke toko, kini mereka mengandalkan situs online serta marketplace sebagai sarana belanja. Buktinya, selama pandemi, tercatat aktivitas belanja online meningkat sebanyak 400% dibandingkan sebelum pandemi melanda.
Apabila sudah mengetahui penyebab toko sepi, kita pun bisa memikirkan langkah selanjutnya. Bagaimana cara menarik konsumen agar kembali membeli produk kita? Caranya adalah dengan beradaptasi. Saat ini, peluang berbisnis secara online masih terbuka lebar. Pasalnya, dari 60 juta UMKM yang ada di Indonesia, baru 8 juta pelaku UMKM yang sudah go online. Sementara itu, sisanya hanya mengandalkan penjualan secara offline. Bukan berarti tidak boleh berjualan secara offline, tetapi lebih baik jika kita melebarkan sayap usaha. Agar bisnis tetap berjalan, mari mulai go online.
Manfaatkan Internet, Usaha Tak Lagi Seret
Ada banyak cara berjualan secara online, mulai dari yang paling mudah sampai yang paling kompleks. Untuk berjualan dan memasarkan produk, kita bisa memanfaatkan media sosial, marketplace, hingga menggunakan website sendiri. Tenang, kita akan bahas perlahan. Sobat tak perlu pusing dan bingung bagaimana cara harus memulai.
Media Sosial, Metode yang Esensial
Media sosial menjadi metode paling awal bagi seseorang untuk berjualan. Selain gratis, penggunaannya juga mudah. Dua media sosial yang paling sering dijadikan lahan berjualan antara lain Facebook serta Instagram. Kita bisa membuat post foto produk beserta keterangan secara rutin. Bahkan, di Facebook, bisa pula dengan membuat page khusus jualan. Kita juga dapat bergabung dalam grup jual beli dan memasarkan produk di sana.
Biasanya, selain membuat posting gambar atau kalimat jualan, media sosial juga menjadi tempat branding. Post yang dibuat tidak harus melulu tentang dagangan. Post yang menarik seperti kuis dan tips dapat membuat pengguna betah berlama-lama di akun kita. Followers pun bisa bertambah.
Memoles Diri di Marketplace
Langkah selanjutnya adalah membuat akun di berbagai marketplace. Ada banyak marketplace yang bisa dipilih, tetapi dua teratas yang dapat sobat jamah lebih dulu yakni Shopee dan Tokopedia. Kedua marketplace tersebut punya pengguna terbanyak di Indonesia. Sobat bisa memasukkan produk yang dijual beserta deskripsi dan mulai berjualan secara gratis. Meskipun banyak pengguna, nyatanya di marketplace kita pun memiliki banyak saingan. Oleh karena itu, persaingan di marketplace tergolong ketat. Selain harus punya produk berkualitas, kita juga harus memasang harga yang bersaing.
Perkuat Produk dengan Membuat Website
Ada banyak orang yang sudah berjualan melalui media sosial sekaligus marketplace. Akan tetapi, masih banyak di antara mereka yang belum memiliki website. Mereka berpikir website bukan suatu kewajiban, apalagi membuat website terdengar seperti hal yang sulit, mahal, dan mengerikan. Padahal, memiliki website punya berbagai kelebihan yang tak dimiliki oleh metode penjualan online lain, loh!
Jika sobat sudah yakin ingin membuat website sendiri, kini timbul pertanyaan baru: bagaimana cara membuat website? Hal tersebut terdengar sulit. Belum lagi, kita tak mengerti sama sekali tentang bagaimana sebuah website bekerja, apa yang dibutuhkan untuk membuatnya, dan lain sebagainya. Tenang, jangan bingung. Membuat website sendiri sebenarnya tidak sesulit apa yang dibayangkan, kok! Soalnya, ada MasterWeb yang bisa membantu kita.
MasterWeb, Masternya Penyedia Layanan Website
MasterWeb yang dibesut oleh PT Master Web Network merupakan perusahaan yang bergerak pada jasa web hosting. Sudah berkecimpung di dunia web hosting sejak tahun 1998, MasterWeb sudah melayani lebih dari 100.000 pelanggan mulai dari perusahaan besar hingga usaha kecil sekalipun. Demi memberi kepuasan terbaik bagi pelanggan, MasterWeb pun menyediakan lebih dari 400 server yang tersebar hingga di luar negeri. Oleh karena itu, kredibilitas dari MasterWeb tak perlu lagi diragukan.
Ada banyak layanan yang ditawarkan oleh MasterWeb. Jika sobat tertarik untuk beli domain dan hosting, MasterWeb menjadi pilihan yang tepat. Bagi pemula yang belum mengerti tentang pembuatan website, kita pun bisa mencoba fitur trial dari MasterWeb, yakni Web1Menit. Layanan ini memungkinkan kita mencoba menggunakan website selama 14 hari. Caranya pun cukup mudah dan tentunya gratis. Cukup isi form yang telah disediakan, lalu cek email untuk konfirmasi.
Dengan menggunakan Web1Menit, kita bisa membuat website cantik cukup dengan drag and drop. Artinya, kita tak perlu mengerti coding ala programmer yang ribetnya minta ampun. Tinggal klik sana-sini, website pun bisa dihias. Web1Menit menyediakan elementor builder, suatu layanan pengeditan tampilan website. Kita diberikan 30 widget dasar yang mudah digunakan. Lalu, untuk pengaturan website-nya, MasterWeb menggunakan WordPress yang mudah digunakan.
Mencicipi Web1Menit dari MasterWeb
Saya ikut mencicipi Web1Menit. Benar saja, dalam waktu singkat, website saya yakni http://viviyunika.web1menit.com berhasil dibuat. Saya memilih salah satu template. Secara otomatis, tata letak website sudah terbentuk. Setelah itu, saya pun coba membuat sebuah artikel baru. Caranya sangat mudah dan menyenangkan. Tak butuh waktu lama, post pun selesai dibuat.
Tidak hanya membuat post, saya juga melakukan kostumisasi website. Saya mengubah icon serta logo website, tulisan, serta beberapa hal lain. Karena ini hanya percobaan, saya belum sempat mengeksplorasi semua fiturnya. Jika sobat tertarik, sobat bisa menggunakan layanan MasterWeb dan mulai membangun website penjualan produk dengan bantuan website builder terbaik.
Selain menu Starter Trial yang diberikan, sobat pun bisa berlangganan dan benar-benar mulai membangun website yang diinginkan. Tarif yang ditawarkan sangat murah, mulai dari Rp19.000 per bulannya sobat sudah bisa menjalankan website jual-beli produk UKM. Ada 3 paket yang ditawarkan, mulai dari Starter, Online Easy, serta Online Plus. Ketiganya punya kapasitas storage, email account, serta jumlah template yang berbeda.
Mengapa Harus Web1Menit?
Web1Menit dari MasterWeb menjadi produk yang segar dengan beragam fitur. Sebenarnya, tanpa menggunakan Web1Menit pun, kita bisa membuat website. Namun, caranya sedikit berbeda. Kita harus menyewa domain dan hosting, lalu menginstal WordPress secara manual melalui panel kontrol layanan web hosting, misalnya cPanel atau Plesk. Setelah itu, melalui WordPress, kita bisa mengunduh plugin Elementor.
Selain merepotkan, Elementor yang diunduh sendiri pun hanya tersedia dalam versi free yang punya batasan fitur. Jika ingin versi Elementor premium, kita harus membayar cukup mahal. Per November 2020, biaya Elementor per tahunnya adalah $49 (sekitar Rp700.000,00). Dengan memanfaatkan Web1Menit, kita bisa berkreasi tanpa batas.
Mari Bersinergi dengan Teknologi
Pemanfaatan teknologi menjadi solusi di masa pandemi. Bahkan, sesungguhnya, tak perlu menunggu pandemi, UKM pun harusnya sudah go online dan mengikuti perkembangan zaman. Diharapkan dengan memanfaatkan website yang eksklusif, usaha yang dimiliki bisa bangkit kembali, bahkan menjaring lebih banyak lagi pembeli. Web1Menit dari MasterWeb menjadi pilihan hosting UMKM yang tepat. Jika bukan sekarang mencoba, kapan lagi?
Referensi:
kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-covid-19-apa-saja-dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?page=all
money.kompas.com/read/2020/08/04/163900726/imbas-corona-lebih-dari-3-5-juta-pekerja-kena-phk-dan-dirumahkan?page=all
money.kompas.com/read/2020/09/09/143611226/umkm-terdampak-pandemi-pemerintah-dan-swasta-gotong-royong-dorong-pertumbuhan
cnnindonesia.com/ekonomi/20200707172450-92-521925/belanja-online-naik-400-persen-saat-musim-corona
ukmindonesia.id/baca-artikel/62
cnbcindonesia.com/news/20200629190231-4-168897/baru-13-umkm-di-ri-yang-melek-digital
0 Comments