Kilas Balik Pandemi
Semenjak akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan virus misterius yang menyerang sistem pernapasan manusia. Virus tersebut pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok. Gejala dari virus tersebut bervariasi mulai dari gejala ringan hingga berat, seperti demam, batuk, kehilangan kemampuan mengecap dan membaui, sakit tenggorokan, hingga sesak napas.
Virus tersebut menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia. Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui pola penularan, penyebab, hingga cara mengatasi virus tersebut. Kini, virus tersebut dikenal dengan sebutan Covid-19. Virus tak kasatmata ini dengan hebatnya telah memporak-porandakan seluruh dunia. Virus ini mampu mengguncang sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sektor-sektor lainnya.
Dua tahun pandemi telah berlalu. Dilansir dari Worldometer, tercatat per tanggal 13 April 2022 terdapat lebih dari 501,2 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia. Sekitar 451,3 juta orang dinyatakan sembuh, sementara 6,2 juta orang harus mengembuskan napas terakhirnya dikarenakan virus ini. Data tersebut merupakan data yang tercatat dari 228 negara.
Di Indonesia sendiri, Covid-19 telah merenggut nyawa 155,7 ribu jiwa dari total kasus sebanyak 6,03 juta kasus. Kala gelombang Covid-19 melanda, fasilitas kesehatan penuh di mana-mana. Petugas medis pun tumbang, ikut berguguran. Seluruh masyarakat Indonesia berduka, kehilangan orang yang disayangi. Virus ini memang menyerang siapa saja tanpa peduli usia, jenis kelamin, suku, ras, pekerjaan, maupun agama.
Upaya Memutus Rantai Penyebaran Covid-19
Demi menekan laju penyebaran virus Covid-19, pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan. Beberapa tindakan yang telah diusahakan oleh pemerintah antara lain memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat, membuat berbagai protokol kesehatan seperti mewajibkan masyarakat untuk menjaga jarak serta menggunakan masker saat berkegiatan di luar rumah, hingga menggalakkan imunisasi guna meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus Covid-19.
- Membatasi Kegiatan Masyarakat
Pemerintah sempat menetapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah Indonesia. PSBB tersebut meliputi peliburan tempat kerja dan sekolah, pembatasan moda transportasi, serta pembatasan berbagai kegiatan seperti kegiatan di tempat umum, kegiatan keagamaan, hingga kegiatan sosial dan budaya. Sementara itu, layanan krusial seperti fasilitas medis, pasar, bank, dan sektor penting lainnya tetap berjalan seperti biasa.
Selain memberlakukan PSBB, pemerintah juga menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dengan adanya PPKM, pemerintah membatasi kegiatan masyarakat di daerah tertentu yang memiliki peningkatan jumlah kasus Covid-19. Pemerintah juga memperhatikan penyebaran kasus, kejadian transmisi lokal, serta kesiapan daerah tersebut sebelum memberlakukan PPKM.
- Protokol Kesehatan
Pemerintah aktif menganjurkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan 5M (Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas). Ada berbagai alasan mengapa lima hal tersebut menjadi hal utama yang harus dilakukan untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
Pertama, mencuci tangan dengan air mengalir serta sabun dapat membunuh virus. Mencuci tangan perlu dilakukan sesering mungkin sebelum dan setelah beraktivitas, misalnya sebelum memasak atau makan, setelah memakai kamar mandi, dan setelah bersin atau batuk.
Kedua, memakai masker bisa mengurangi penyebaran Covid-19 secara efektif. Semua orang, baik yang sehat maupun sakit, dapat menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Dengan menggunakan masker, ketika seseorang batuk atau bersin, virus akan tertahan di dalam masker. Sebaliknya, virus juga tidak akan mudah masuk melalui hidung dan mulut karena kita terlindungi oleh masker.
Ketiga, menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain dapat membantu kita terhindar dari virus sekaligus mencegah penularan terjadi. Semakin dekat kita dengan seseorang secara fisik, apalagi jika sampai berdesak-desakan, maka penularan virus jauh lebih mudah terjadi.
Keempat, menjauhi kerumunan menjadi protokol yang juga harus dipatuhi. Pasalnya, semakin tinggi intensitas kita bertemu dengan orang lain, terlebih lagi bertemu dengan banyak orang sekaligus, maka kemungkinan terinfeksi juga semakin tinggi.
Kelima, kita perlu mengurangi mobilitas. Virus penyebab Covid-19 bisa berada di mana saja tanpa kita ketahui, sebab virus ini tak dapat dipandang oleh mata. Semakin sering kita menghabiskan waktu di luar rumah, artinya kita mengunjungi semakin banyak tempat. Kita tidak pernah tahu apakah tempat tersebut steril atau tidak. Jika tak ada keperluan yang mendesak, lebih aman jika kita berada di rumah.
- Menggalakkan Imunisasi
Berdasarkan laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diketahui bahwa imunisasi merupakan proses meningkatkan imunitas tubuh dengan cara memasukkan vaksin. Vaksin sendiri terdiri dari bakteri atau virus yang telah dibunuh, dilemahkan, ataupun merupakan bagian dari virus atau bakteri yang sudah melalui proses modifikasi. Jadi, dapat diartikan pula bahwa vaksinasi adalah proses pemberian antibodi guna menangkal penyakit, sementara imunisasi adalah proses pembuatan antibodi di dalam tubuh usai pemberian vaksin dilakukan.
Usai melakukan imunisasi, sistem kekebalan tubuh akan membentuk antibodi sebagai reaksi dari masuknya vaksin tersebut. Selanjutnya, antibodi pun membentuk imunitas terhadap jenis bakteri atau virus tersebut. Dengan begitu, ketika seseorang harus berhadapan dengan virus atau bakteri tersebut, tubuh sudah bisa membentuk kekebalan dan melawan virus atau bakteri yang ada. Ketika kita melakukan vaksinasi Covid-19, artinya kita sedang membentuk kekebalan terhadap virus penyebab Covid-19.
Apakah Vaksin Covid-19 Aman?
Hiruk-pikuk pandemi turut disertai dengan berita palsu atau hoax yang berseliweran di dunia maya. Ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang tanpa pengetahuan memadai maupun secara sengaja menciptakan teori-teori seputar vaksin Covid-19. Hal tersebut sempat membuat masyarakat menjadi ragu mengenai keamanan vaksin Covid-19.
Tenang saja, tentunya vaksin Covid-19 yang beredar sudah dipastikan aman untuk disuntikkan ke dalam tubuh. Vaksin yang beredar di Indonesia sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM serta masuk ke dalam Emergency Use Listing (EUL) dari WHO, organisasi kesehatan dunia.
Pembuatan vaksin sendiri sudah melalui proses panjang dan memenuhi syarat utama. Sebelum diproduksi, vaksin yang masuk ke Indonesia sudah melalui tahap uji klinis yang benar berdasarkan kaidah sains, ilmu pengetahuan, serta standar kesehatan. Jadi, dapat dipastikan bahwa vaksin Covid-19 aman bagi kita.
Vaksinasi Covid-19 Berkali-Kali?
Pemerintah saat ini mewajibkan vaksinasi Covid-19 bagi warga Indonesia. Program vaksinasi Covid-19 pertama kali dimulai pada Rabu, 13 Januari 2021 oleh Presiden Joko Widodo. Selanjutnya, vaksinasi bergulir di kalangan masyarakat. Tercatat hingga 11 April 2022, sebanyak 197,5 juta masyarakat sudah mendapatkan vaksinasi pertama, disusul oleh 161,5 juta warga yang telah menerima vaksinasi kedua, dan sebanyak 27,2 juta masyarakat sudah divaksinasi untuk yang ketiga kalinya.
Banyak masyarakat yang bertanya-tanya, mengapa vaksinasi Covid-19 harus dilakukan hingga berkali-kali? Tidakkah cukup hanya dengan satu kali vaksin saja? Sesungguhnya, dosis pertama vaksin bertujuan untuk memicu respons kekebalan tubuh awal. Sementara itu, dosis kedua dilakukan supaya sistem kekebalan tubuh yang telah terbentuk sebelumnya bisa menjadi lebih kuat.
Tidak hanya melakukan vaksinasi Covid-19 sebanyak dua kali, pemerintah juga menganjurkan masyarakat untuk melakukan vaksin booster. Adapun dosis booster diberikan kepada orang yang telah memiliki perlindungan cukup usai divaksinasi, akan tetapi perlindungan tersebut menurun setelah jangka waktu tertentu.
Manfaat Vaksinasi Covid-19
Dilakukannya vaksinasi Covid-19 pada masyarakat memiliki beragam manfaat. Sesuai dengan informasi dari Kementerian Kesehatan, beberapa manfaat melakukan vaksinasi Covid-19 antara lain merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko penularan, mengurangi dampak berat virus, serta mencapai herd immunity.
- Merangsang Sistem Kekebalan Tubuh
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, vaksinasi adalah proses pemberian antibodi guna menangkal penyakit. Ketika vaksin Covid-19 disuntikkan ke tubuh, sistem kekebalan tubuh akan terbentuk. Dengan begitu, tubuh akan kebal terhadap virus ini.
- Mengurangi Risiko Penularan
Ketika seseorang telah disuntikkan vaksin, tubuhnya membentuk kekebalan. Jika seseorang kebal terhadap Covid-19, maka meskipun berada di lingkungan yang terdaapat virus, kekebalan tubuhnya mampu menangkal virus tersebut sehingga penularan pun dapat berkurang.
- Mengurangi Dampak Berat Virus
Ketika tubuh telah mengenali virus usai melakukan vaksinasi, maka saat seseorang terjangkit virus tersebut, gejala yang dirasakannya akan lebih ringan daripada seseorang yang tidak menerima vaksinasi.
- Mencapai Herd Immunity
Herd immunity merupakan kondisi di mana sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu yang menciptakan kekebalan kelompok bagi orang-orang yang tidak kebal. Semakin banyak individu yang melakukan vaksinasi, maka semakin mudah herd immunity tercapai.
Jenis-Jenis Vaksin Covid-19
Ketika kondisi pandemi yang sedang berlangsung, masyarakat di seluruh dunia membutuhkan vaksin untuk melindungi diri serta mempercepat berakhirnya pandemi. Akan tetapi, tidak semua pihak mampu memproduksi vaksin dalam jumlah yang sangat banyak sekaligus. Oleh karena itu, di Indonesia, beredar banyak vaksin dari berbagai produsen.
Untuk vaksin Covid-19 sendiri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberi izin penggunaan darurat pada 10 jenis vaksin Covid-19. Adapun jenis-jenis vaksin tersebut antara lain vaksin Sinovac, Astrazeneca, Moderna, Sinopharm, Pfizer, Novavax, Sputnik-V, Janssen, Convidencia, dan Zifivax. Kesepuluh vaksin tersebut telah disetujui sejak tahun 2021.
Meskipun ada banyak jenis vaksin Covid-19 yang beredar di Indonesia, kita tidak perlu bingung untuk memilih yang mana yang akan digunakan. Seperti yang dikutip dari kemkes.go.id, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengutarakan bahwa, “Mengingat faktor risikonya yang tinggi, kami mengimbau kepada masyarakat yang memang belum divaksinasi ataupun vaksinasinya belum lengkap, agar secepatnya dilengkapi. Jangan menunda dan jangan pilih-pilih vaksin, karena vaksinasi terbaik adalah vaksinasi yang dilakukan sekarang juga.”
Vaksinasi Covid-19 bagi Anak
Imunisasi atau vaksinasi Covid-19 sangat penting dilakukan tidak hanya bagi orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Seperti yang kita ketahui sendiri, virus Covid-19 dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu, termasuk menyerang kelompok usia anak-anak. Oleh karena itu, vaksinasi Covid-19 sangat penting dilakukan oleh anak-anak.
Dipublikasikan oleh Pemprov DKI Jakarta, kasus Covid-19 yang terjadi pada anak-anak di Indonesia mencapai 12,1% dari total kasus yang ada. Bahkan, 1 hingga 2 dari 10 orang yang tertular virus Covid-19 ternyata berasal dari kalangan anak-anak. Tentunya kita perlu menjaga buah hati agar tetap sehat. Maka dari itu, melihat hal ini, pemerintah pun memperbolehkan vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak berusia 6-11 tahun.
Dengan melakukan vaksinasi, kemungkinan anak terserang oleh virus Covid-19 akan menurun. Dengan begitu, orang tua pun bisa lebih tenang jika anak harus beraktivitas di luar rumah. Selain itu, jika anak-anak melakukan imunisasi lengkap hingga vaksin booster, maka kekebalan tubuh anak akan meningkat. Semakin banyak anak yang melakukan vaksinasi, semakin cepat herd immunity tercipta. Pembelajaran tatap muka di sekolah yang menjadi kerinduan anak-anak usia sekolah pun dapat segera terealisasikan.
Imunisasi, Tameng Keluarga Sehat
Pandemi akan segera berakhir bila kita saling bahu-membahu dan berusaha sebaik mungkin memutuskan rantai penyebaran Covid-19. Selagi pandemi berlangsung, kita perlu membentengi diri dari virus agar tubuh tetap sehat. Vaksinasi Covid-19 sudah dijamin keamanannya oleh badan kesehatan dunia dan disahkan pula oleh badan pengawas di Indonesia. Jadi, tak ada alasan bagi kita untuk tidak melakukan vaksinasi.
Imunisasi lengkap hingga booster memiliki manfaat positif bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain membentuk kekebalan tubuh untuk melawan virus Covid-19, imunisasi secara massal mampu menciptakan kekebalan kelompok. Solusi menghadapi pandemi, imunisasi jawabannya. Imunisasi, tameng keluarga agar tetap sehat.
Referensi:
https://promkes.kemkes.go.id/?p=5422
https://covid19.go.id/artikel/2022/02/05/data-vaksinasi-covid-19-update-5-februari-2022
https://katadata.co.id/anshar/infografik/6154065a88109/mengapa-perlu-suntik-vaksin-covid-19-dua-kali
https://upk.kemkes.go.id/new/4-manfaat-vaksin-covid-19-yang-wajib-diketahui
https://www.kemkes.go.id/article/view/22022200001/mulai-sekarang-vaksinasi-booster-lansia-bisa-diberikan-setelah-3-bulan-vaksinasi-primer.html [Kutipan Wajib]
https://news.detik.com/berita/d-5875249/anak-umur-berapa-boleh-vaksin-covid-ini-informasi-bagi-para-ortu
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13981/Protokol-Kesehatan-5M-dan-Kesehatan-Imun-untuk-Hadapi-Varian-Baru-Covid-19.html
https://tirto.id/3-alasan-vaksin-covid-19-di-indonesia-aman-digunakan-ggTd
https://dinkes.kalbarprov.go.id/kenapa-vaksinasi-covid-19-penting-untuk-anak-2/
0 Comments