-As long as you’re still breathing, what’s the matter?-

Menu

Home

Contact

My Journey

Achievements

Membaca Jadi Kegiatan Favorit dengan Aplikasi Let’s Read

Sep 30, 2020 | Blog Competition

Masa Lalu yang Terkenang Selalu

Masih teringat di benak saya dulu, saat masih duduk di bangku sekolah dasar, saya selalu menanti hari beranjak sore. Jika sore telah tiba, keluarga saya serombongan—minus ayah saya—berjalan kaki ke taman bacaan terdekat yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumah. Kami pun sibuk mencari buku baru untuk dibaca.

Saya bersyukur tumbuh besar di era yang belum dirajai oleh teknologi. Dengan begitu, saya punya kesempatan lebih sering terekspos dengan buku-buku cetak. Terkadang, saya merasa rindu pada masa-masa itu. Dulunya, banyak tempat penyewaan buku merajalela. Kita bisa menyewa buku dan komik untuk dibaca dengan biaya cukup murah. Bertahun-tahun lalu, taman bacaan di dekat rumah saya sudah ditutup. Bangkrut, tak ada pengunjung lagi. Begitu pula dengan tempat peminjaman buku lainnya. Satu per satu berguguran.

 

Tak Boleh Kalah dari Masalah

Kita sekarang sudah memasuki era revolusi digital versi 4.0 yang ditandai dengan penggunaan internet of things secara besar-besaran. Semuanya yang dulunya serba-fisik kini tergantikan oleh penggunaan internet hingga robot canggih. Contoh mudahnya, jika dulu toko buku laris dikunjungi setiap hari, maka toko buku masa kini tak seramai dulu lagi. Semuanya memilih untuk berbelanja secara online. Bahkan, kehadiran buku elektronik atau e-book membuat orang lebih memilih untuk mengunduh buku tersebut.

Menurut saya, permasalahan kita saat ini tidak terletak pada wujud dari buku yang ada. Masalah yang ada justru terdapat pada hal yang lebih mendasar, yakni tentang minat membaca di Indonesia yang masih rendah. Berdasarkan riset World’s Most Literate Nations Ranked tahun 2016, ternyata Indonesia masuk peringkat 60 dari 61 negara berdasarkan minat baca tertinggi. Artinya, Indonesia meraih ranking dua dari belakang! Bisa dibilang, minat baca orang Indonesia termasuk terendah dibanding negara lain.

Saya sendiri merasa miris dengan anak-anak generasi masa kini. Bisa dibilang, di usia yang begitu belia, mereka sudah mengenal yang namanya smartphone. Penggunaannya pun tergolong tak tepat. Banyak di antara anak-anak yang menghabiskan waktu untuk sekadar bermain game. Seru? Iya. Bermanfaat? Sepertinya tidak terlalu. Bermain memang menyenangkan dan bisa me-refresh pikiran, tetapi jika dilakukan terus-menerus? Itu namanya kecanduan. Padahal, kita bisa, loh, menggunakan smartphone untuk hal yang lebih bermanfaat. Membaca, misalnya.

 

Membaca di Segala Cuaca

Dulu, saya paling sebal jika hari hujan. Itu artinya saya tidak bisa meminjam buku. Atau ketika saya sudah berada di tempat penyewaan buku kemudian turun hujan, saya pasti langsung bete, khawatir buku yang dipinjam akan rusak terkena air hujan. Bukan buku saya, lagi.

Saat ini, kita dihadapkan pada kondisi buku bacaan yang melimpah. Berapa juta ebook, aplikasi membaca, maupun website berisi bacaan yang beredar di internet? Belum lagi artikel yang tersedia secara gratis di internet, itu juga termasuk bacaan (tentunya termasuk artikel yang saat ini sedang sobat baca, hehehe).

Membaca melalui smartphone bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Mau pagi, siang, sore, malam, bahkan subuh sekalipun, kita tetap bisa membaca. Mau di rumah, sekolah (ini khusus bagi siswa yang boleh membawa telepon genggam ya), bahkan angkutan umum (walau sepertinya tidak terlalu dianjurkan karena rawan kejahatan), kita bisa membaca. Intinya, cari ‘posisi wuenak’ masing-masing, lalu mulailah membaca.

Tidak suka membaca? Oke, oke. Saya tahu, minat baca di Indonesia memang masih rendah. Bahkan, berdasarkan data  tahun 2012 yang dikuak Pustakawan Perpustakaan Indonesia, jumlah buku yang terbit di Indonesia pun tergolong rendah, tidak sampai 18.000 judul buku per tahun. Jika dibandingkan dengan buku terbitan Jepang yang mencapai 40.000 judul, India sebanyak 60.000 judul, hingga Tiongkok dengan jumlah 140.000 judul buku per tahun, tentunya Indonesia masih tertinggal jauh. Akan tetapi, sebenarnya, membaca itu menyenangkan, kok.

 

Mulai Minta Anak untuk Membaca Sejenak

Kita sebagai orang dewasa mungkin sudah mengerti betul tentang manfaat dari membaca. Tak jarang, karena tuntutan studi maupun pekerjaan, kita diharuskan melahap bacaan-bacaan berat seperti jurnal hingga tesis. Berbeda dari itu, anak-anak cenderung kurang suka dengan bacaan. Faktanya, berdasarkan data UNESCO, hanya ada 1 dari setiap 10.000 orang di Indonesia yang suka membaca. Begitu juga dengan pernyataan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang mengatakan bahwa orang Indonesia hanya meluangkan waktu membaca 3-4 kali dalam seminggu dengan waktu sekitar 30-59 menit.

Angka ini berbanding terbalik dengan jumlah anak milenial di Indonesia yang menyisihkan waktunya untuk bermain game. Tercatat oleh Kominfo, ada 30 juta anak aktif bermain game. Lebih lengkapnya lagi, Mobile Marketing Association (MMA) yang melakukan studi terkait game di Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemain game di negeri kita mencapai 60 juta orang. Jangan-jangan, sobat juga termasuk di dalamnya?

 

Jangan Banyak Alasan, Bacaan Tak Hanya Tulisan!

Banyak orang beralasan membaca itu membosankan, tidak seru, bikin pusing, membuat kantuk, dan lain sebagainya. Saya sendiri meskipun suka membaca, terkadang tetap merasa bosan bila membaca sesuatu yang tidak sesuai dengan minat saya. Maka dari itu, jika ingin mulai membaca, mulailah dari apa yang diminati. Dari hasil survei Picodi, sebuah plaftorm e-commerce, buku fiksi menguasai pangsa pasar Indonesia dengan 75% peminat. Selanjutnya, kelas non-fiksi diminati pembaca sebesar 41%, diikuti buku bertema bisnis sebesar 33%.

Untuk anak-anak, ada trik tersendiri guna menumbuhkan minat baca mereka. Sesuaikan bacaan dengan umur anak. Dulu, saya sendiri bisa dibilang ‘membaca sebelum umurnya’. Ibu saya sendiri juga tidak mempermasalahkan saya yang saat itu masih kecil sudah membaca novel romansa (tentu bukan novel dewasa, ya). Untungnya tidak ada dampak yang begitu negatif terhadap saya (seperti bucin tingkat tinggi dan lain sebagainya).

Kalau anak mengeluh tidak suka membaca karena ada terlalu banyak tulisan, maka sobat jangan langsung menjejalinya dengan buku beratus-ratus halaman. Kita memang perlu menanamkan budaya membaca pada anak-anak sehingga mereka terbiasa nantinya untuk membaca secara mandiri.

 

Berpetualang Lewat Membaca

Untuk yang anaknya masih kecil, orang tua bisa menyisihkan waktu luang untuk membacakan buku cerita ke anak. Merasa tidak punya waktu? Sebenarnya, kegiatan tersebut tidak lama, kok. Kita bahkan bisa meluangkan waktu cukup 10 menit, misalnya. Jika cerita belum selesai, kita bisa membuatnya menjadi cerita bersambung. Justru seperti ini, anak akan tertarik dengan kelanjutan cerita dan menambah daya ingat mereka.

Selain mengenalkan nilai positif ke dalam hidup anak-anak, membacakan cerita juga memperkuat ikatan batin antara anak dengan orang tua. Dengan meluangkan waktu bersama, tentu orang tua dan anak akan semakin lekat.

Dengan membaca, anak-anak bisa berpetualang ke mana saja, bahkan ke era mana pun. Hal ini karena kisah fiksi punya jangkauan yang sangat luas. Ingin cerita fabel? Ada. Mau cerita tentang kerajaan di masa lampau? Oke. Memilih untuk membaca cerita dengan latar masa kini supaya lebih relate dengan kehidupan? Juga bisa. Cukup dengan duduk manis atau bahkan berbaring di kasur, anak sudah bisa membiarkan imajinasinya melanglang buana. Berpetualang lewat membaca menjadikan anak lebih kreatif.

Ada beberapa cara agar baik orang tua maupun anak sama-sama fokus dengan bacaan yang dipilih hari itu. Pertama, pastikan anak benar-benar fokus dan punya keinginan untuk mendengar. Kalau hanya atas dasar paksaan, bisa dipastikan akan ‘masuk telinga kiri keluar telinga kanan’.

Selain itu, kita bisa menggunakan intonasi yang menarik. Jangan hanya membaca dengan nada datar, apalagi seperti nada saat membaca Pembukaan UUD 1945! Bisa-bisa anak mati bosan. Sebelum membacakan cerita ke anak, baca singkat cerita yang akan kita bawakan, lalu dalami karakternya. Si burung hantu yang bijaksana bisa digayakan dengan nada suara berat, sementara si kelinci yang masih kecil bisa kita peragakan dengan suara yang lucu. Jangan lupa, untuk narasi, perhalus suara dan gunakan intonasi nada dengan tepat. Dengan begitu, anak pasti lebih tertarik.

 

Saat Membaca Sudah Lebih Mudah

Merasa kehabisan sumber bacaan menarik? Atau mungkin sedang ingin memperketat dompet dan tak lagi bisa terlalu banyak berbelanja buku cerita anak? Tenang saja, sobat bisa membaca buku cerita di aplikasi smartphone, loh. Sudah pernah dengar yang namanya Let’s Read?

Aplikasi ini digagas oleh Books For Asia, sebuah program donasi buku yang dikelola oleh The Asia Foundation sejak tahun 1954. Tujuan dari kegiatan donasi ini tak lain tak bukan untuk menambahkan minat baca anak-anak di Asia. Tidak hanya itu, sembari menumbuhkan minat baca, diharapkan pengetahuan anak tentang budaya pun bisa bertambah lewat aplikasi ini.

 

Let’s Read with Lets Read!

Jika sobat tertarik, silakan langsung unduh aplikasinya dengan cara klik di sini bagi pengguna Android. Aplikasi yang dirilis pertama kali pada 6 Maret 2017 ini punya ukuran yang sangat kecil, yaitu sebesar 2.89 MB untuk versi 1.2.28 dengan pembaruan terakhir pada 20 Agustus 2020. Oleh karena itu, kita tidak perlu takut aplikasi ini akan memenuhi memori telepon.

Tip kecil untuk sobat, usai membacakan cerita, bisa masuk ke menu pengaturan dan melihat berapa banyak data yang terpakai. Jika ukurannya sudah terlalu besar, sobat bisa menghapus data cache. Ruang penyimpanan pun jadi kembali lega.

Pertama kali menggunakan aplikasi ini, kita bisa memilih bahasa antarmuka atau interface. Bahasa ini digunakan saat kita memilih menu pada aplikasi Let’s Read. Usai memilih, kita diminta memilih bahasa buku yang akan dibaca. Saya cukup takjub saat pertama kali melihat banyaknya bahasa yang bisa dipilih. Untuk masyarakat Indonesia, tidak hanya membaca buku bahasa Indonesia dan Inggris, bahkan tersedia bahasa Bali, Sunda, Jawa, hingga Minangkabau!

Saat memasuki aplikasinya, kita langsung disodorkan judul-judul buku yang bisa diunduh satu per satu. Terdapat menu Featured Book untuk buku-buku pilihan, All Books untuk semua buku, serta Offline Books untuk buku yang telah diunduh. Saya pikir fitur pengunduhan buku cukup penting, sebab buku bisa dibaca kapan pun tanpa koneksi internet. Sebaiknya, kita mengunduh buku terlebih dahulu, lalu matikan koneksi data atau wifi. Dengan begitu, tidak akan ada notifikasi mengganggu yang masuk ke telepon. Kita bisa lebih fokus mengajak anak berpetualang lewat membaca tanpa harus dipotong oleh chat maupun pemberitahuan lain yang muncul.

Merasa bingung dengan jumlah bacaan yang melimpah? Kita bisa melakukan pencarian. Di situ, ada menu filter yang bisa kita gunakan untuk mencari bacaan yang sesuai bagi anak. Setiap buku diberikan level, terdiri dari My First Book hingga level 1-5. Sesuaikan dengan kemampuan baca anak dan bimbing anak untuk membaca. Setiap buku disertai gambar sehingga kegiatan membaca jadi lebih seru. Dengan begini, anak bisa berpetualang melalui membaca online. Kita juga bisa melakukan pengaturan ukuran teks hingga warna halaman untuk mempernyaman kegiatan membaca.

Berpetualang Sembari Membaca

Berpetualang, tak harus pergi dan pulang
Cukup duduk manis dan nikmati bacaan fantastis
Di hadapan terpampang buku-buku kualitas terdepan
Sudah siapkan engkau berpetualang?
Bersama Let’s Read, buat membaca jadi kegiatan favorit.

 

Referensi:
liputan6.com/health/read/3412326/hanya-1-dari-10000-anak-indonesia-yang-suka-baca
tek.id/insight/jumlah-gamer-di-indonesia-capai-100-juta-di-2020-b1U7v9c4A
ekbis.sindonews.com/read/180694/33/ini-dia-titah-puan-maharani-kepada-sri-mulyani-1601395748
suarakita.org/2014/12/jumlah-terbitan-buku-di-indonesia-rendah/

About Me

Seorang pecinta kata dan nada. Telah berkecimpung di dunia kepenulisan selama 10 tahun. Seluruh isi blog ini merupakan buah pikirannya.

What Are You Looking For?

Yuk Bantu Aku Sembuh dari Kanker!

Donasi HANYA via rekening:
BNI a.n. Vivi Yunika 0637-207-898
BCA a.n. Vinny Marviani 4971-489-141
Dan melalui link kitabisa.com/bantuvivisembuh Donasi Kanker

Category

Day by Day

Member of:

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published.