Pandemi meroket, ekonomi macet. Buset. Sadis memang, tetapi itu benar adanya. Akibat pandemi COVID-19 yang melanda sejak awal tahun 2020, seluruh dunia menjadi goyah. Nyatanya, dari segi kesehatan, virus ini telah menginfeksi 73 juta orang per tanggal 15 Desember 2020 dengan 1,5 juta di antaranya harus tutup usia. Selain itu, dari sisi ekonomi, bisa dibilang seluruh negara mengalami defisit keuangan karena mengalami penurunan di sektor perbankan, pariwisata, dan lain-lain. Tak hanya perusahaan besar yang terdampak, pengusaha kecil dan pekerja pun ikut menelan pil pahit.
Untuk mencegah penyebaran virus, pemerintah pun menggalakkan peraturan physical distancing serta work from home. Kita semua sebisa mungkin mencegah keramaian. Anak-anak disekolahkan secara online, pekerja kantoran banyak yang bekerja dari rumah atau menggunakan sistem rolling.
Bersyukurlah bagi sobat yang masih bisa bekerja dan mendapat penghasilan. Banyak saudara kita yang harus mengalami pemutusan hubungan kerja akibat perusahaan tak mampu lagi membiayai karyawan. Tentu, agar sebuah perusahaan bisa bertahan, mereka harus memangkas pengeluaran dari berbagai segi. Akibatnya, tingkat pengangguran di Indonesia bertambah banyak. Bukan karena sumber daya manusia tidak memiliki skill, tetapi karena keadaan membuat permintaan akan tenaga kerja menurun. Jadi, jangan sedih bagi teman-teman yang saat ini masih berjuang untuk kembali bekerja. Sebab, saya punya sedikit tips tentang cara berpenghasilan dengan mudah di tengah pandemi!
Sudah menjadi naluri manusia untuk tetap bertahan hidup. Saat mengalami kesulitan, ada saatnya kita berputus asa. Namun, bukan berarti kita hanya boleh terus meratapi nasib. Come on, kita bisa memperbaiki keadaan, kok! Mari manfaatkan segala celah agar kita tetap bisa beroleh keuntungan. Paling tidak, kebutuhan hidup sehari-hari bisa terpenuhi. Bahkan, jika ditekuni, bukan tidak mungkin kita akan cuan dan malah bisa menabung meskipun pandemi masih mengepung. Oke banget, bukan?
Ketika physical distancing serta PSBB di berbagai daerah digalakkan, mobilitas masyarakat jadi dibatasi. Kalau memang keadaan tak memungkinkan kita melakukan kegiatan secara offline, maka sekarang kita lirik lawan katanya: online. Ya, online! Kalau memang usaha secara offline sulit, kenapa tidak coba untuk menjamah ‘dunia lain’?
Peluang terbuka luas bagi kita-kita yang mau memanfaatkan internet. Pekerjaan ini bisa ditekuni secara full time ataupun part time, loh! Jadinya, bagi teman-teman yang ingin menambah pundi-pundi, memanfaatkan internet menjadi hal yang sangat tepat. Ada banyak kisah pekerja work from home yang nyambi berjualan secara online dan mendulang banyak keuntungan. Nah, ini dia sedikit hal yang saya lakukan dengan bermodalkan internet!
Kali ini, saya akan membahas hal yang cukup umum. Tentu saja, agar bisa mendulang keuntungan dari internet, kita harus menjual sesuatu, baik barang maupun jasa. Kalau barang, nanti akan saya jelaskan lebih rinci. Intniya, mau jualan pakaian, makanan, bahkan hewan peliharaan sekalipun, saat ini semua sudah bisa dilakukan secara online.
Nah, kalau ingin menjual jasa, kita perlu upgrade skill yang dimiliki. Apa yang bisa kita lakukan? Jadikanlah itu sebagai nilai jual. Misalnya, kalau kita punya bakat di bidang tertentu, tekunilah dan buka jasa yang berhubungan denga bidang tersebut. Jual-lah jasa pada tempatnya. Contohnya, kita bisa menjual ebook buatan sendiri, membuka jasa desain website maupun desain grafis, membuat program komputer untuk dijual pada perusahaan, bahkan hingga menjadi YouTuber, beauty vlogger, dan sejenisnya.
Gaung keuntungan bisnis online pasti sudah sering terdengar di telinga kita. Ada banyak orang yang bisa meraup keuntungan besar. Pertanyaannya, apakah bisnis online itu sulit? Pikiran kita dipenuhi oleh sistem kelola yang rumit, modal yang besar, dan lain sebagainya. Padahal, bisnis online tak ribet njelimet, kok.
Pertama, kita tentukan dulu jenis bisnis apa yang ingin ditekuni. Rencanakan semuanya dengan matang, bidiklah pasar yang punya peluang dan celah besar. Pikirkan berapa harga jual barang agar bisa mendapat keuntungan, carilah supplier terbaik yang bisa menyediakan produk berkualitas. Selanjutnya, masalah modal, kita bisa membuka usaha kecil-kecilan terlebih dahulu jika dana tak mencukupi. Kalau mau lebih hemat, kita bisa menggunakan sistem pre-order atau bahkan sistem dropship.
Lalu, kalau misalnya kita mau yang lebih unik lagi, kita bahkan bisa menjual barang-barang bekas pribadi yang tak lagi terpakai. Saya sendiri menjual barang bekas pribadi di berbagai marketplace. Karena hanya ‘jual santai’, memang orderan tidak terlalu banyak. Namun, jika ditotalkan, saya sudah berhasil memperoleh uang jutaan rupiah hanya dari barang bekas. Lemari lega, untung pun ada!
Untuk berbisnis sektor lain, pada intinya caranya sama. Jika sudah siap, kita lanjut ke segmen selanjutnya: pemasaran. Pemasaran ini sama pentingnya dengan barang yang dijual. Tanpa pemasaran, barang sebagus apa pun tak akan ada gunanya. Lah, orang-orang saja tidak tahu tentang dagangan kita, bagaimana bisa membelinya?
Pemasaran paling mudah bisa dilakukan dari mulut ke mulut. Kalau versi online-nya, kita bisa menggunakan aplikasi chatting dan sosial media untuk berjualan. Publikasikan produk kita serinci dan semenarik mungkin. Kalau ingin bisnis online kita lebih kredibel, kita juga bisa membuat website sendiri, loh. Caranya mudah dan harganya pun tak terlalu mahal, bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Apa hubungannya menulis, internet, dan uang? Jadi, bagi teman-teman yang belum tahu, kegiatan menulis ini sebenarnya bisa dijadikan ladang penghasilan. Tentunya tulisan yang dibuat bukan berupa curcol alias curahan hati yang ngalor ngidul tidak jelas, ya. Sebagai penulis, kita bisa menuliskan hal-hal yang berbobot. Ada banyak job content writer yang bertebaran di dunia maya.
Kemudian, kita juga bisa membuat blog sendiri untuk menuliskan apa yang ingin kita tulis. Iya, betul itu. Blog kita adalah milik kita, mencerminkan siapa diri kita dan apa pemikiran kita. Pastikan kita menulis hal-hal yang berguna untuk masyarakat. Jika tulisan kita menarik, tentu kita akan mendapat pembaca setia. Dari blog atau website tersebut, kita bisa memasang iklan, menawarkan jasa kepenulisan berbayar, hingga ikut lomba blog.
Pengalaman saya sejauh ini, saya berhasil memenangkan beberapa lomba blog. Lumayan, uang yang didapatkan dari hasil lomba bisa saya tabung untuk urusan kesehatan. Maklum, setelah berjuang melawan kanker sejak beberapa tahun lalu, saya saat ini harus melakukan check up rutin. Biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit, bisa mencapai belasan juta rupiah (hanya untuk check up, bukan pengobatan). Berhubung saya masih menjadi mahasiswa yang kerjaannya hanya ngabisin duit orang tua, jadilah pendapatan hasil lomba sangat berguna.
Saya mau membahas tentang menulis lebih lanjut. Soalnya, menulis bisa dibilang merupakan hobi saya sejak dulu. Saat masih duduk di sekolah dasar, saya bahkan sudah memanfaatkan internet untuk membuat blog gratisan. Saat itu, saya masih bermodalkan hape jadul bertipe candybar dengan tombol 123. Tahu, lah, ya, seperti apa perjuangannya untuk mengetikkan huruf demi huruf. Artikel yang saya publikasikan pun masih acak-adul, murni hanya untuk seru-seruan saja.
Lama tak menjamah blog, saya sempat ngeblog kembali ketika SMP. Dari website gratisan, saya sibuk membuat kisah fiksi super alay yang tidak berbobot. Lagi-lagi, tujuan saya murni hanya untuk berfantasi dan mengasah imajinasi. Barulah pada tahun 2019 lalu, saya kembali fokus untuk blogging. Kali ini saya punya tujuan berbeda. Selain mengasah kemampuan menulis, saya juga ingin memperluas pengetahuan dengan menuliskan beragam artikel dengan topik berbeda. Namun, tujuan lain yang terselubung di balik fokusnya saya menulis ini, tentu tak lain tak bukan adalah uang.
Agar blog yang dimiliki bisa punya daya jual (eh, bukan berarti saya ingin menjualnya, ya!), saya sadar bahwa blog gratisan tidak cukup. Saya butuh URL yang lebih kredibel, saya pun butuh website yang bisa dikostumisasi. Jadilah akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan website berbayar.
Namanya kantong mahasiswa, saya tentu mencari Hosting Murah. Kalau misalnya teman-teman juga masih pemula, saya anjurkan untuk memulai dari website berbiaya minim. Memang, kapasitas memori dan fitur-fitur lainnya lebih terbatas, tetapi saya rasa sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Nantinya, kalau sudah dirasa ‘sesak’, kita bisa melakukan upgrade secara berkala.
Kalau kalian sedang mencari hosting murah yang berkualitas, ada satu penyedia hosting yang saya rekomendasikan, nih. Teman-teman bisa lirik Sahabat Hosting, hosting kuat anti-lelet yang pastinya bersahabat dari segi pelayanannya. Bagi yang pertama kali mencoba, Sahabat Hosting bisa dijadikan pilihan. Soalnya, mereka menyediakan fitur jaminan 30 hari uang kembali. Lumayan, kalau kurang puas dengan pelayanannya, kita bisa memanfaatkan fitur garansi ini. Eh, tetapi, saya rasa, Sahabat Hosting tak akan mengecewakan kita semua. Buktinya, sudah ada lebih dari 2500 domain yang menggunakan hosting dari Sahabat Hosting.
Sahabat Hosting juga menggunakan Ultra-Fast SSD yang membuat akses website semakin cepat. Mungkin, kalau diumpamakan dengan superhero, Sahabat Hosting itu ibarat Flash-nya DC atau Quicksilver-nya Marvel. Tanpa ragu, garansi uptime (waktu di mana website bisa diakses) mencapai 99,99%. Tambahan lagi, hosting-nya dilindungi dengan sertifikat keamanan kelas dunia yang membuat website jauh dari retasan hacker.
Semakin baik kualitas hosting pada website yang dimiliki, tentu semakin baik pula user-experience yang didapatkan pengguna saat membuka website kita. Bayangkan, kalau mau belanja online, website tidak bisa diakses. Ujung-ujungnya, calon pembeli bisa beralih ke tempat lain. Sama halnya juga dengan blog, jangan sampai down saat pembaca ingin berkunjung. Bisa-bisa, mereka kabur semua.
Pandemi memang sebuah hal yang tidak bisa kita hindari. Sembari menunggu keadaan bisa menjadi normal, kita harus senantiasa menjaga kesehatan, baik kesehatan jasmani, rohani, hingga satu lagi: kesehatan dompet. Ada banyak peluang yang tersedia di dunia online. Sesuaikan semuanya dengan kemauan dan kemampuan kita. Di mana ada peluang, di situ pasti ada jalan. Jangan khawatir jika kita masih belum semahir orang lain. Jangan menjadikan hal tersebut sebagai hambatan dan alasan tak mau berkembang. Justru kita harus belajar lebih banyak, justru kita harus terjun agar bisa memoles diri semakin baik lagi. Selamat memulai usaha online!
0 Comments