Artikel ini berisikan tentang ringkasan lengkap dari buku “Kebelet Kaya (Kumpulan Jurus Inspiratif dari Penguasaha Kelas Kecil Hingga Kelas Dunia)” karangan Mardigu WP. Resensi buku ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada teman-teman. Aku berharap, dengan adanya resensi ini, sobat bisa memutuskan untuk membeli buku ini secara legal dan membacanya, menambah ilmu dan pengetahuan baru.
Informasi Buku
Judul: Kebelet Kaya (Kumpulan Jurus Inspiratif dari Penguasaha Kelas Kecil Hingga Kelas Dunia)
Penulis: Mardigu WP
Penerbit: PT. Tangga Pustaka
Tahun Terbit: 2009
Jumlah Halaman: xviii + 174 halaman
ISBN: 979-9051-65-7
Kategori: Bisnis
Isi Buku
Buku ini terbagi menjadi 12 bab, antara lain:
- Bab 1: Bagaimana Memulainya?
- Bab 2: Bagaimana Menjadi Entrepreneur?
- Bab 3: Membidik Pasar
- Bab 4: Hati Seorang Entrepreneur
- Bab 5: Pola Pikir Entrepreneur
- Bab 6: Tugas Entrepreneur
- Bab 7: Zero Prinsip Entrepreneur
- Bab 8: Berbisnis Tanpa Uang Tunai
- Bab 9: Darah Entrepreneur
- Bab 10: Aturan Main Entrepreneur
- Bab 11: Budaya Entrepreneur?
- Bab 12: Sikap Entrepreneur
Kata Pengantar
Melalui kata pengantar, kita bisa mengetahui bahwa tujuan akhir tiap manusia adalah mengembangkan prioritas dalam tiap pembelajaran, seperti rasa damai, indah, dan bahagia. Tiada kegagalan karena semua adalah proses. Kekayaan pribadi bukan hanya materi, tetapi juga hati, batin, dan kesadaran spiritual. Di dalam setiap manusia, ada jiwa entrepreneur yang terpendam. Dijelaskan pula bahwa entrepreneur biasa punya jiwa lebih matang dan bijaksana daripada mantan pegawai maupun pejabat tinggi.
Bab 1: Bagaimana Memulainya?
Pada bab 1, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Berani Itu Munculnya dari Dalam
- Lakukan Segera
- Kuasai Secara Detail
- Berbeda Itu Sebuah Strategi
- Berjuang Itu Butuh Siasat
- Menaklukkan Investor
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 1, antara lain:
- Siapa pun bisa menjadi pemimpin yang ditempuh dengan jalan sulit. Kita akan jadi kreatif, tajam dalam berpandangan, dan punya tanggung jawab besar. Hal tersebut terbentuk secara alami.
- Ada beberapa cara unik untuk menjadi direktur. Cara pertama yakni jalan panjang, mulailah dari melamar pada perusahaan dan naik jabatan. Cara kedua adalah jalan pintas, cukup pergi ke notaris dan buatlah perusahaan berbadan hukum PT, CV, atau koperasi.
- Tidak ada alasan untuk tidak memulai usaha. Jika tidak punya modal, cari pinjaman. Jika tidak punya ide, pakai ide orang lain yang tak dijalankan. Jika tak punya tempat usaha, cari orang yang punya lokasi dan tawarkan ide bisnis yang dimiliki.
- Untuk mempertahankan eksistensi, perlu keterampilan tersendiri. Kesuksesan adalah usaha individu, meski di dalamnya terdapat dukungan serta nasihat orang lain.
- Beranilah tampil berbeda karena akan membuka peluang lebih mudah dikenal.
- Kita perlu mengedepankan semangat juang. Berpikirlah positif, jangan mudah putus asa. Buktikan kemampuan diri, lewati batas kemampuan, push to the limit, dan taklukkan.
Bab 2: Bagaimana Menjadi Entrepreneur?
Pada bab 2, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Bermula dari Impian
- Lihat Kebutuhan Sekitar
- Empati Membuat Kita Terlibat
- Memberikan Nilai Tambah
- Menjual Barang Plus Manfaatnya
- Wujudkan Mimpi Pelanggan
- Peluang Tergantung Cara Melihatnya
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 2, antara lain:
- Tanpa impian, dunia ini tak hidup dan tak akan berwarna. Untuk berbisnis, tiru apa saja yang bisa dijadikan peluang bisnis, lalu modifikasi sesuai perilaku pasar yang ingin dibidik. Tangkap setiap peluang. Tak ada usaha yang sia-sia, pasti peluang bisnis lain akan mengikuti.
- Empati adalah rasa di mana kita mengerti apa yang diinginkan atau dirasakan oleh orang lain. Pahamilah bagaimana orang lain merasa, maka orang lain pun akan memahami kita.
- Setiap bisnis akan memberikan peluang bagi bisnis lain. Itulah yang disebut dengan nilai tambah. Banyak peluang bisnis bisa muncul, kita perlu jeli melihatnya.
- Reaksi pertama calon pembeli adalah membandingkan barang, mulai dari manfaatnya, harga, dan lain sebagainya. Calon pembeli akan melihat apa ada manfaat lebih dari hanya sekadar fungsi alat tersebut.
- Tips bisnis yang paling tepat adalah menjual barang yang memang diinginkan pelanggan. Kepandaian membaca tren pasar artinya kita pandai merealisasikan impian orang.
- Entrepreneur akan melihat peluang sebagai pekerjaan berikutnya. Peluang bisa dari sektor barang atau jasa.
Bab 3: Membidik Pasar
Pada bab 3, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Butuh Nyali untuk Mewujudkan Ide
- Adrenalin dan Seni Berutang
- Kejelian Menangkap Perbedaan
- Bangunlah Komunitas
- Prediksi Sebuah Fenomena
- Komentator yang Bukan Aktor
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 3, antara lain:
- Terlalu banyak teori membuat kita kadang ragu bertindak. Jika ide kreatif yang tercetus langsung dikerjakan, biasa tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Kerjakan saja tanpa harus berpikir terlalu panjang, siapkan teorinya, dan segera kerjakan.
- Perbedaan entrepreneur dan orang biasa, saat terjadi fenomena maka entrepreneur akan melihat peluang, sementara orang biasa melihat ancaman, hal sulit, bahkan tak mampu melihat apa-apa. Dalam bisnis, berutang sebagai tambahan modal atau investasi adalah hal wajar.
- Kumpulan data lapangan dapat dipakai untuk menentukan strategi perang bisnis. Data ini bisa berupa perilaku pasar, lokasi supplier, harga, kompetitor, pelayanan yang diberikan, hingga lokasi bisnis.
- Kultur budaya terlahir karena adanya komunitas. Membuat komunitas yang baik butuh sistematika pelatihan, pembelajaran, serta keterbukaan dari tiap proses produksi, pemasaran, serta manajemen yang baik.
- Kemampuan memprediksi akan membuat kita tahu lebih awal tentang berbagai kemungkinan. Saat terjadi fenomena, coba untuk dapatkan gambaran lengkap sebelum fenomena selesai. Dengan kemampuan ini, kita bisa membaca peluang usaha. Banyak fenomena menjadi sia-sia karena kita terlambat beraksi.
Bab 4: Hati Seorang Entrepreneur
Pada bab 4, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Belajar Sambil Mengerjakan
- Belajar dari Kesuksesan
- Mengelola Kegagalan
- Mengelola Stress
- Fokus pada Masalah
- Mencari Cara Terbaik
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 4, antara lain:
- Jika mau memulai usaha, tak perlu berpikir terlalu panjang dan muluk. Ketakutan muncul karena kita terlalu siap dan banyak berpikir. Padahal, praktiknya akan berbeda dari yang dipikirkan.
- Untuk mengantisipasi kompetitor, rancanglah strategi baru dan lakukan inovasi produk menarik. Analisis kesalahan di mana tidak menginvestasikan keuntungan ke SDM atau fasilitas (akibatnya, banyak yang pindah).
- Kegagalan yang terjadi di awal akan membuat pondasi lebih kokoh. Kita sudah siap dengan kemungkinan buruk. Jangan terlena dengan kesuksesan.
- Kegagalan tidak membuat orang jadi pecundang. Definisi pecundang, yaitu orang yang berhenti saat gagal. Maka, jika gagal, jangan berhenti. Semakin sering gagal, semakin jeli pula kita melihat peluang.
- Jangan pernah mengambil keputusan saat sedang tertekan. Keputusan yang diambil biasanya salah dan merugikan. Jangan pernah bergantung 100% pada orang lain. Kenali diri kita, percaya kita mampu menyelesaikannya.
- Fokuslah pada masalah dengan ketelatenan dan ketajaman. Lihat masalah secara detail, cari akar masalah, baru unsur luarnya, misalnya kompetitor atau produk.
- Seorang pebisnis harus mampu menjalin kerja sama yang baik dengan produsen bahan baku. Jika punya sumber daya melimpah dan murah, ongkos produksi akan menurun. Harga jual produk pun bisa ditekan.
- Bisnis yang unggul saat ini ialah bisnis yang mengutamakan hal personal dan menyentuh konsumen secara emosional.
Bab 5: Pola Pikir Entrepreneur
Pada bab 5, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Selalu di Pinggir Jurang
- Memanfaatkan Risiko
- Cerdas Melihat Peluang
- Jangan Cepat Puas!
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 5, antara lain:
- Haus pada peluang akan membuat hari-hari lebih bernilai.
- Seorang entrepreneur sejati berani mengambil risiko dengan memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi (calculated risk). Mereka mampu melihat peluang di mana pun dan bagaimana pun kondisinya. Jika sudah tiba di tahap ini, bersyukurlah karena kita secara spiritual sudah punya kesadaran untuk kaya (prosperity consciousness).
- Carilah bisnis yang tidak mudah untuk dirambah. Tujuannya yakni agar kita mampu berjuang di dalam bisnis tersebut. Walau kesulitan datang lagi, kita tak menyerah karena sudah pernah mengalami hal yang lebih sulit. Ide menjadi ‘darah’ dari seorang entrepreneur.
Bab 6: Tugas Entrepreneur
Pada bab 6, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Kreatif Itu Berbeda
- Mengelola Sumber Daya
- Komunikasi Itu Seni
- Insting Kepemimpinan
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 6, antara lain:
- Entrepreneur harus bisa menempatkan karyawan dalam 2 posisi, yaitu aset dan cost. Saat perusahaan berkembang, karyawan adalah aset. Sebaliknya, saat perusahaan lambat, semua seolah jadi beban. Jangan membuang waktu terlalu lama karena kegagalan.
- Manajemen adalah sistem yang mengatur alur permasalahan. Sebuah usaha butuh manajemen yang baik, butuh tim yang solid. Akan muncul ide atau pembaruan untuk bisnis tersebut.
- Komunikasi menjadi hal penting. Karena faktor keakraban, harga barang bisa menjadi lebih murah. Bisnis bisa berjalan baik jika kita bisa membangun hubungan interpersonal dengan sesama.
- Entrepreneur wajib punya soft skill, yaitu mampu mengendalikan potensi diri dan berkarisma, harus rendah hati, punya empati, punya rasa kepercayaan tinggi, punya keyakinan, serta citra diri yang baik.
- Semakin sering kita mengasah rasa tanggung jawab, maka kepemimpinan pun semakin mudah muncul. Kitalah yang mengendalikan leadership
Bab 7: Zero Prinsip Entrepreneur
Pada bab 7, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Memulai dari Nol
- Jujur Dalam Bisnis
- Zero Mind (Pengosongan Pikiran)
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 7, antara lain:
- Seorang entrepreneur butuh modal uang, keterampilan, jaringan, penyuplai produk, dan lainnya. Manfaatkanlah jaringan pertemanan.
- Jujurlah dalam berbisnis, jangan over promises (memberi janji berlebih). Jika tidak bisa mewujudkannya, tentu konsumen kecewa.
- Jika sudah punya ide, langsung saja dikerjakan. Gunakan teknik pengosongan pikiran. Teknik ini sangat berguna ketika kita menghadapi masalah. Kita bisa berpikir jernih dan menemukan ide yang belum terbayangkan.
Bab 8: Berbisinis Tanpa Uang Tunai
Pada bab 8, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Bukan Mencari, tetapi Dicari oleh Modal
- Kerjasama Modal
- Bagi Hasil yang Menguntungkan
- Menjadi Perantara (Broker)
- Barter dengan Pemasok
- Multifungsi
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 8, antara lain:
- Berbisnis bukan hanya tentang modal uang, tetapi kelayakan bisnislah yang dinilai. Gunakan modal dari pihak lain atau uang muka yang diputar-putar, itulah money management yang kuat, tak perlu dari modal sendiri.
- Saat melihat peluang, langsung wujudkan. Jangan segan belajar atau bekerja sama dengan orang yang lebih ahli. Ikutlah terjun langsung pada proses penyediaan produk, lihatlah pasar, gunakan juga produk agar bisa tahu kelebihan dan kekurangannya.
- Berbisnis tanpa uang tunai diawali dengan konsep bagi hasil. Konsep ini lebih menarik jika relasi kita dengan pihak lain sudah terjalin lama. Jika masih baru, buatlah kontrak dan tuliskan kewajiban serta tanggung jawab masing-masing. Pakai bahasa yang mudah dimengerti. Gunakan materai berkekuatan hukum. Hadirkan saksi dari kedua belah pihak.
- Saat ini, bisnis broker paling banyak berada di jual beli mobil dan properti. Dalam dunia bisnis ini, semuanya bukan pekerja, tetapi sesungguhnya adalah entrepreneur.
- Jangan ragu melakukan barter dengan pemasok. Barter akan punya nilai lebih jika dua benda punya nilai intangible (tidak berwujud).
Bab 9: Darah Entrepreneur
Pada bab 9, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Penilai Karakter yang Baik
- Orientasi pada Pelayanan
- Fokus Itu Awalnya Cinta
- Memikat Promosi
- Berhitung Sebelum Berutang
- Memilih Orang yang Tepat
- Mencari dan Menciptakan Usaha
- Peluang Itu Membutuhkan Kecepatan
- Sosialisasi dan Promosi
- Pandangan Jauh ke Depan
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 9, antara lain:
- Kita perlu mengenal dan memahami karakter dalam memilih mitra atau pegawai.
- Sebagai info, olahraga golf menjadi media bisnis yang cukup efektif dalam membangun hubungan.
- Pelayanan prima pada pelanggan akan memberi kepuasan. Pebisnis harus memberi servis bermutu. Kunci suksesnya usaha ditentukan oleh kepuasan pelanggan, kenyamanan, serta kepercayaan dari mereka.
- Pilihlah satu bidang untuk kita fokuskan, lalu jadilah ahli di bidang tersebut. Hal yang perlu difokuskan entrepreneur adalah permintaan pasar.
- Contoh sistem gaji mengambang, yakni besar gaji seimbang dengan pendapatan penjualan, dibagi rata ke tiap departemen dan senioritas jabatan. Dampaknya, semua divisi perusahaan bergandengan tangan untuk meningkatkan penjualan.
- Promosi menjadi cara membawa produk ke dalam kesadaran konsumen. Promosi yang murah contohnya melalui komunitas. Komunitas dibangun oleh pelanggan.
- Memberi kredit memang bisa meningkatkan penjualan, tetapi kita harus teliti dan penuh kesiapan. Jangan sampai konsumen tidak sanggup membayar di tengah-tengah proses kredit. Kita harus punya divisi penagihan. Tegaslah dalam menegakkan aturan. Kumpulkan semua catatan kredit sebagai dokumentasi. Jangan terburu-buru mengambil jalan yang memicu perdebatan.
- Dalam merekrut karyawan, gunakan naluri. Beri pelatihan pada mereka secara berkala.
- Bergeraklah dahulu mewujudkan gagasan, baru menguasai (mastering). Kita harus mampu menciptakan pasar. Temukan bakat kita dan kembangkan menjadi peluang.
- Seorang entrepreneur disarankan punya jiwa sosial tinggi agar dikenal masyarakat. Berperanlah secara aktif. Seringlah berkunjung atau mengirim makanan pada saat ada acara. Sosialisasi yang baik menjadi sarana promosi. Kita tak butuh biaya besar untuk mengiklankan produk.
- Menabung adalah bagian dari strategi masa depan. Jangan lupa untuk menginvestasikannya pada personal investment (investasi SDM).
Bab 10: Aturan Main Entrepreneur
Pada bab 10, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Berpikir Positif
- Jangan Pelit Ilmu
- Fenomena Magis
- Menjual Butuh Strategi
- Belajarlah dari Pengalaman Orang Lain
- Berinvestasilah
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 10, antara lain:
- Jika kita memberi energi positif pada kehidupan, maka kehidupan juga akan memberikan hal positif pada kita. Bagi entrepreneur, berpikiran positif akan mendatangkan rezeki dan rasa damai.
- Berinvestasilah dalam hubungan masyarakat agar bisnis kita dimudahkan. Status dan reputasi dapat terangkat dengan adanya relasi yang baik.
- Bagi entrepreneur, guru terbaik adalah diri sendiri dan Tuhan. Tak perlu mencari ‘orang pintar’. Kita mampu membangun kredibilitas bisnis karena tidak akan menggunakan pendapat-pendapat seperti itu.
- Seorang pebisnis dituntut untuk jeli menghadapi kompetisi. Persaingan haruslah secara sehat. Menurunkan harga menjadi cara terakhir. Meningkatkan mutu pelayanan menjadi cara utama dalam bersaing.
- Cadangkan aset untuk masa depan. Taruhlah dalam beberapa segmentasi yang berbeda, jangan menaruh semua ke dalam hal yang sama.
Bab 11: Budaya Entrepreneur?
Pada bab 11, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Belajar dan Berikan Hal yang Terbaik
- Sportif Tumbuh dari Dalam
- Menciptakan Kader
- Berdaya Juang
- Menunda Kesenangan
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 11, antara lain:
- Pemimpin yang baik harus tahu apa yang diinginkan karyawannya. Gunakan teori reward dan Saat ada yang melakukan kesalahan, berikan peringatan ringan. Jika ada yang berlaku baik, berilah reward.
- Tetap asahlah ilmu yang kita miliki. Perusahaan butuh orang yang sportif dan bertanggung jawab.
- Kaderisasi merupakan sarana kita berpindah kuadran. Kuadran yang dimaksud adalah perpindahan dari kuadran kiri (budak uang) ke kuadran kanan (tuan uang). Semakin banyak kader, semakin banyak waktu yang kita punya. Kita akan punya lebih banyak kebebasan untuk melakukan hal lain.
- Mulailah sesuatu yang baru agar kita bisa terus berjalan ke depan dan tak perlu berpikir untuk kembali. Cari peluang dalam kesempatan untuk mulai berwirausaha.
- Tundalah kesenangan duniawi yang tidak penting, seperti hawa nafsu, keinginan menghamburkan uang, dan lainnya. Menunda kesenangan bukan berarti menunda kebahagiaan. Kita harus tetap bahagia dan mensyukuri hidup dalam kondisi apa pun.
Bab 12: Sikap Entrepreneur
Pada bab 12, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:
- Modal Orang Lain
- Jaringan Orang Lain
- Tenaga Orang Lain
- Memiliki Salesmanship
Beberapa poin yang bisa diambil dari bab 12, antara lain:
- Modal terpenting dalam bisnis bukanlah uang, tetapi modal non-fisik seperti nyali, keberanian, dan mentalitas. Jika kita melihat peluang dan berani mengambil tindakan, artinya kita punya mental bisnis.
- Tanpa kualitas yang bagus, walau banyak jaringan, bisnis belum tentu sukses. Sebaliknya juga, jika hanya mengandalkan kualitas, bisnis susah berkembang tanpa jaringan. Pebisnis harus pandai menggunakan jaringan orang lain agar sukses.
- Pebisnis juga harus mampu menggunakan tenaga orang lain dalam membangun bisnis. Misalnya, untuk ide, kita yang menanganinya. Sementara itu, untuk action-nya, orang lain yang melakukan. Jangan lupa membagi hak sesuai tenaga yang mereka berikan.
- Pekerjaan sales adalah hal yang sangat penting. Di sini, kita bisa melatih mental, visi, dan leadership. Hubungan interpersonal pun terlatih baik, sebab sales menghadapi berbagai macam orang.
Kesimpulan Buku
Buku ini sangat cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang bisnis, tidak terbatas hanya pada para calon pebisnis. Ada banyak ilustrasi kisah yang turut memperkaya isi buku ini. Akhir kata, buku ini merupakan buku yang tepat untuk menambah wawasan dan sudut pandang kita terkait cara jitu dalam berbisnis.
0 Comments