-As long as you’re still breathing, what’s the matter?-

Menu

Home

Contact

My Journey

Achievements

[Resensi Lengkap] Ringkasan Buku Kece Tanpa Kere:Strategi #SayangUangnya untuk Mengatur Keuangan ala Anak Muda

Jan 25, 2022 | Resensi Buku

Artikel ini berisikan tentang ringkasan lengkap dari buku Kece Tanpa Kere: Strategi #SayangUangnya untuk Mengatur Keuangan ala Anak Muda. Resensi buku ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada teman-teman. Aku berharap, dengan adanya review ini, sobat bisa memutuskan untuk membeli buku ini secara legal dan membacanya, menambah ilmu dan pengetahuan baru.

Informasi Buku

Judul: Kece Tanpa Kere: Strategi #SayangUangnya untuk Mengatur Keuangan ala Anak Muda
Penulis: Tim PermataBank
Penerbit: Gramedia
Tahun Terbit: 2017
ISBN: 978-602-03-5340-1
Jumlah Halaman: 263

Tentang PermataBank dan Buku Kece Tanpa Kere

PermataBank merupakan salah satu bank swasta yang ada di Indonesia. Dalam rangka memberikan pengetahuan kepada generasi muda terkait keuangan, terciptalah buku Kece Tanpa Kere ini. Buku ini berisikan strategi dalam mengelola keuangan, memberikan motivasi bagi kita untuk mengerem pengeluaran, menabung, bahkan juga bercermin kembali tentang kebahagiaan.

Isi Buku

Buku ini terbagi menjadi 6 bab, antara lain:

  1. Bab 1: Consumerism, the Society’s Religion
  2. Bab 2: Consumerism, Happiness and the Other Things
  3. Bab 3: Living at the Moment: Are You Sure?
  4. Bab 4: On Frugal Living
  5. Bab 5: One Step Forward
  6. Bab 6: YOLO yang Sebenarnya & Menjadi Generasi #SayangUangnya
  7. 21 Days Challenge: Persembahan untuk Kamu yang #SayangUangnya

Bab 1: Consumerism, the Society’s Religion

  • Perubahan kebiasaan konsumsi saat pemasukan meningkat merupakan hal yang sulit dihindari. Pemasukan biasanya berbanding lurus dengan pengeluaran.
  • Mengapresiasi diri dengan memanjakan diri, misalnya membeli barang mahal, memang bukan hal yang salah. Namun, yang salah adalah kondisi saat kita terjebak dalam lingkar konsumerisme.
  • Berdasarkan data dari Kadence International tahun 2013, sebanyak 28% orang Indonesia punya pengeluaran yang lebih besar dari pendapatannya per bulan. Rata-rata orang Indonesia mengalami defisit sekitar 35% dari pemasukannya. Selain itu, terdapat 33% orang Indonesia yang hanya dapat menabung maksimal Rp1 juta per bulan dan hidup pas-pasan.
  • Ada 3 alasan utama perilaku konsumtif, antara lain adanya tekanan sosial, insecurity, dan ketertarikan terus-menerus pada benda.
  • Manusia punya kemampuan menentukan pilihan, tetapi biasa ingin bisa fit in dalam pergaulan sosial. Identitas pribadi berhubungan dengan bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri, sementara identitas sosial adalah bagaimana ia menganggap orang lain memandang dirinya.
  • Orang yang insecure, meragukan diri sendiri, cenderung menjadi materialistis. Mereka mencari kompensasi kekurangannya dari bidang lain.
  • Tantangan: Coba tulis apa pujian dari temanmu, apa hal yang paling disukai dari dirimu, dan apa achievement yang kamu dapat selama setahun ini.
  • Orang-orang dibuat tertarik dengan benda yang akhirnya menimbulkan keinginan untuk hal baru terus-menerus. Jebakan industri diperparah dengan market research yang semakin berkembang. Mereka tahu preferensi konsumen. Kita pun jadi terhanyut ke dalamnya, memutuskan untuk terus membeli sesuatu.

Bab 2: Consumerism, Happiness and the Other Things

  • Kepuasaan sesaat muncul ketika kita membeli barang baru. Karena efeknya hanya sesaat, maka kita akan merasa ‘hilang’ dan berusaha mencapai kondisi itu lagi.
  • Sesungguhnya, benda hanya memberikan kebahagiaan semu. Kebahagiaan yang sesungguhnya itu sederhana. Contohnya, kebebasan untuk melakukan hal yang diinginkan, menonton konser, bahkan sesederhana tidur di kasur bersama laptop dan internet lancar. Kebahagiaan bisa ditemukan di mana-mana, bahkan bisa diciptakan sendiri.
  • Mengejar materi dan status sosial tidak akan ada habisnya. Coba ganti mindset. Tanamkan bahwa kita tak perlu hal ekstrinsik seperti status, uang, atau barang untuk merasa bahagia. Walau begitu, uang tetaplah penting, karena dapat digunakan untuk membeli barang kebutuhan kita.
  • Cara menemukan kebahagiaan dalam diri: create healthy self-image, self-development, dan share the happiness.
  • Create healthy self-image: Mulai dari diri sendiri. Cari tahu siapa kita, apa tujuan hidup kita. Bangun self-esteem dan self-worth. Self-esteem adalah opini terhadap diri sendiri tentang bagaimana kita melihat diri, sementara self-worth adalah siapa diri kita tanpa embel-embel. Dengan menyeimbangkan kedua hal itu, kita bisa menahan diri untuk tak ikut-ikutan orang lain dan merasa dicintai tanpa perlu insecure.
  • Tantangan Gratitude List, tuliskan: Pencapaian kecil di bulan ini, pencapaian besar di bulan ini, act of random kindness, material gifts, immaterial gifts, dan things I get for myself!
  • Self-development: Setelah tahu siapa diri kita, maka bangunlah diri jadi lebih baik. Kita punya keinginan yang disebut self-fullfillment, di mana kita ingin memaksimalkan potensi diri. Temukan passion dan kembangkanlah. Jika belum tahu passion, maka cobalah berbagai hal.
  • Share the happiness: Berbagi dengan sesama membuat kita lebih bahagia. Kebahagiaan tak datang dari hal material, tetapi datang dari kepedulian atas kebahagiaan orang lain. Berbagi tak harus melulu soal uang. Ktia bisa berbagi ilmu dan pengalaman. Contohnya, jika suka menulis, maka bagikanlah pemikiran kita di forum kepenulisan.

Bab 3: Living at the Moment: Are You Sure?

  • Kita hidup hanya sekali. Istilah YOLO (You Only Live Once) sering disalahartikan. YOLO sering menjadi alasan bagi orang untuk melakukan hal negatif. Kebanyakan orang menyamakan excitement dengan happiness, padahal keduanya berbeda.
  • Kaum milenial cenderung tak memikirkan long term goals seperti tabungan jangka panjang, apalagi pensiun. Padahal, musibah dapat terjadi kapan saja. Kita harus siap dan sigap menghadapinya.
  • Semua hal butuh planning. Seperti isi buku yang menyatakan: It’s nice to let loose for a while, to take a time off, tetapi jangan jadikan hal itu permanen.
  • Cari tahu life goals. Apa tujuan hidup kita dan hal yang ingin dicapai? Life goals terdiri dari 3: long term goals, mid term goals, dan short time goals. Long term goals (target jangka panjang): contohnya cita-cita 10 tahun ke depan. Mid term goals (target jangka menengah): apa yang ingin dicapai 3-5 tahun ke depan. Short time goals (target jangka pendek): tujuan yang ingin dicapai dalam setahun ke depan.
  • Dalam mencapai target hidup, kita perlu: tentukan goals, berani pasang target tinggi, dan pastikan goals Goals bisa berupa intrinsik (kebutuhan psikologis seperti pengembangan diri) dan ekstrinsik (uang, material, status sosial). Goals harus cukup sulit agar termotivasi, tetapi tidak terlalu tinggi sampai ktia putus asa. Lalu, tentukan apa mau kita, siapa yang berperan membantu goals tercapai, dan lainnya.
  • Tantangan Long, Mid, and Short Term Goals: tuliskan ketiga goals tersebut dalam bidang personal, akademik, karier, finansial, perkembangan diri, dan lainnya.
  • Hidup yang kita inginkan akan menentukan target finansial kita. Susun prioritas goals. Uraikan kebutuhan finansial untuk rencana kita. Buat daftar sumber pemasukan yang potensial, misalnya gaji, beasiswa, atau pemberian orang tua. Buat juga rencana sisa kebutuhan uang, misalnya investasi atau menabung. Terakhir, buat plan B jika pemasukan tidak cukup. Buat rancangan kebutuhan di awal supaya target tercapai dan kita tak kelabakan di kemudian hari.
  • Mengukur usia keuangan: dimulai dari diri sendiri (usia, status pernikahan, ketakutan terbesar kita, aset yang dimiliki, dan utang), kekayaan bersih, gaya hidup (pengeluaran per bulan), sumber pendapatan, dan rencana pensiun.
  • Mulailah berinvestasi, sekecil apa pun nominalnya. Misalnya, uang beberapa ratus ribu rupiah dapat digunakan untuk ikut kursus online.

Bab 4: On Frugal Living

  • Manusia tidak pernah puas. Milenial disebut sebagai generasi pemalas yang suka menghamburkan uang untuk hal tak penting.
  • #SayangUangnya adalah gerakan yang mengajak kita hidup hemat, terinspirasi dari frugalisme.
  • Frugalisme adalah paham yang mengajak kita untuk mendapat sesuatu yang lebih dari hidup, tetapi tak perlu menghabiskan banyak uang.
  • Hidup dengan prinsip #SayangUangnya bukan berarti kita harus hidup serba-kekurangan atau hidup miskin, tetapi tentang bagaimana menimbang hal yang penting dan tidak.
  • Tantangan, tuliskan: hal yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, hal yang dibutuhkan untuk membuat kita aman dan nyaman, serta hal yang kita inginkan agar kita bisa lebih bahagia.
  • Tulis secara rutin prioritas kita tentang pengeluaran di sektor: makanan, tempat tinggal, transportasi, pendidikan, kesehatan, baju, social life, kecantikan, dan self development. Beri peringkat dari yang terpenting. Dengan begini, kita bisa mengalokasikan pemasukan dengan lebih bijak.
  • Tips #SayangUangnya di bidang fashion: Cobalah thrift shopping (belanja loak) atau closet swapping (bertukar pakaian).
  • Tips #SayangUangnya di bidang transportasi: Cobalah patungan dan bergantian naik mobil bersama teman, sharing kendaraan, hingga naik transportasi umum.
  • Tips #SayangUangnya di bidang social life: Dibandingkan arisan mewah, cobalah piknik sederhana bersama teman.
  • Tips #SayangUangnya di bidang self development: Coba tambah skill diri dengan cara yang hemat, misalnya melalui video gratis di YouTube.
  • Tips #SayangUangnya di bidang lainnya: Cobalah DIY project. Membuat benda biasa jauh lebih murah daripada membeli.
  • Langkah nyata yang bisa dilakukan: terapkan mindset yang benar dan ketahui bagaimana habit
  • Hemat berbeda dengan pelit. Pelit itu tak mau mengeluarkan uang walau punya, sementara hemat itu punya uang dan tak ragu memakainnya untuk hal yang berguna. Pelit itu banyak keinginan tetapi tak mau mengeluarkan uang, sementara hemat itu banyak keinginan tetapi bisa mengatur skala prioritas.
  • Tantangan jika ingin membeli sesuatu: Gambar benda yang diinginkan, tulis alasan menginginkan benda itu, dan tulis juga alasan kenapa kita bisa bertahan tanpa adanya benda tersebut.
  • Ketahui bagaimana kita bisa membiasakan diri untuk berubah ke arah yang lebih baik. Kebiasaan bukanlah takdir, tetapi sesuatu yang dilakukan terus-menerus. Untuk mengubah kebiasaan lama, kita harus tahu apa rutinitas yang ingin diganti dan reward yang akan didapatkan.
  • Kebiasaan yang bisa kita contoh terkait keuangan: Simpan 10% penghasilan, pikirkan masa depan dan target hidup, jangan berutang terlalu lama, perhatikan pengeluaran kecil, dan gunakan autodebit untuk pengeluaran wajib supaya tidak kebablasan menggunakan uang.
  • Financial management: Tuliskan sumber pemasukan, tabung terlebih dahulu gaji yang diterima, dan lakukan budgeting.
  • Latte factors adalah pengeluaran yang terlihat kecil, tetapi sering dilakukan sehingga nominalnya menjadi besar jika ditotal.

Bab 5: One Step Forward

  • Memulai emergency savings: Tentukan jumlahnya, jangan sentuh emergency savings sebisa mungkin, dan simpan di tempat aman.
  • Tips memilih tabungan: Cari tahu kebutuhan kita dan lihat manfaat yang ditawarkan pihak bank.
  • Tips berinvestasi: Bisa dimulai dari reksa dana, deposito, emas, atau saham. Jika masih muda, kita bisa memilih investasi high risk high return untuk mencapai keuntungan maksimal.
  • Tips berinvestasi (dikutip dari buku Investing for Dummies): Penuhi dulu kebutuhan hidup, investasikan di hal terbaik (saham, properti, dan bisnis kecil), realistis dengan keuntungan yang ingin dicapai, pikirkan jangka waktu dan jenis investasi, lakukan diversifikasi investasi (sebarkan, jangan hanya berinvestasi di satu tempat), lakukan research, dan cari penasihat keuangan terpercaya.
  • Properti sebagai tabungan autodebit: Cicilan rumah bisa dianggap sebagai tabungan. Kita bisa menyicil sekaligus menyewakan rumah atau apartemen jika tidak digunakan.
  • Financial planning untuk first jobber: Susun dana investasi 30% dari penghasilan, disiplin menabung dengan sistem autodebit, dan alokasikan pos pengeluaran (biaya hidup bulanan 50%, tabungan dan investasi 30%, dana darurat 10%, gaya hidup 10%).
  • Financial planning untuk keluarga muda: Tentukan tujuan rencana keuangan (misalnya dana darurat, dana pendidikan anak), disiplin menabung dengan sistem autodebit, pilih produk tabungan dan investasi yang sesuai tujuan keuangan, dan alokasikan pos pengeluaran (biaya hidup bulanan 50%, tabungan dan investasi 10%, cicilan pinjaman jika ada 25%, dana darurat 5%, gaya hidup 10%).

Bab 6: YOLO yang Sebenarnya & Menjadi Generasi #SayangUangnya

  • YOLO terkait cara kita berpikir tentang uang: YOLO yang salah menganggap uang dan perilaku konsumtif sebagai simbol kebanggaan, sementara YOLO yang benar menganggap uang harus dipakai dengan bijaksana.
  • YOLO terkait cara kita merasa tentang uang: YOLO yang salah menganggap uang memberi kebahagiaan, sementara YOLO yang benar dapat mencari kebahagiaan dengan mengembangkan diri dan berbagi dengan orang lain.
  • YOLO terkait cara kita menginginkan sesuatu dan merencanakan keuangan: YOLO yang salah menikmati hidup tanpa rencana, sementara YOLO yang benar memikirkan long term goal.
  • YOLO terkait cara kita menggunakan uang: YOLO yang salah menganggap hidup demat membuat kita tak bisa menikmati hidup, terjebak dalam peer group yang salah yang membuat kita konsumtif, dan menganggap semua tabungan sama saja. Sementara itu, YOLO yang benar tahu bahwa hemat artinya cerdas mengatur pengeluaran dan tetap bisa menikmati hidup, membawa pengaruh positif ke orang sekitar, dan mampu memilih tabungan transaksional dengan tabungan yang digunakan untuk kebutuhan di masa depan.
  • Dengan memiliki pengertian yang tepat tentang uang, kita bisa leibh bijak mengatur keuangan.

21 Days Challenge: Persembahan untuk Kamu yang #SayangUangnya

Dalam melaksanakan challenge ini, kita perlu melihat apakah kita berhasil atau tidak. Selain itu, catat juga dengan adanya challenge tersebut, berapa uang yang dapat dihemat.

  1. Kurangi 3 pos pengeluaran (urutkan dari terbesar ke terkecil).
  2. Buat kumpulan promo dan diskon (siapa tahu bisa berguna).
  3. List barang yang dimiliki (menjadi pengingat agar kita tak membeli barang yang sama).
  4. Kurangi waktu menggunakan media sosial (batasi media sosial yang di-follow hanya 3 platform!).
  5. Dengarkan musik melalui platform
  6. Stop impulsive behavior.
  7. Belajar menolak ajakan hang out.
  8. DIY coffee (tak perlu selalu beli kopi dari kafe).
  9. Lakukan mix and match
  10. Coba memasak sendiri.
  11. Tinggalkan dompet di rumah, bawa uang secukupnya saja.
  12. Car free day (coba jalan kaki, berangkat bersama teman, atau naik transportasi umum).
  13. Stay at home saat
  14. Jelajahi tempat baru (jangan hanya ke mall, coba kunjungi tempat bersejarah atau taman terdekat).
  15. Olahraga sendiri di rumah (lari keliling kompleks, DIY dumbbell, atau ikut sesi workout di internet).
  16. Jual barang preloved kita yang tak terpakai.
  17. Buat kado, jangan hanya beli.
  18. Merawat diri dengan DIY homemade.
  19. Coba workshop gratis atau tonton tutorial di internet.
  20. Belanja secara thrifting (second).
  21. Challenge terakhir adalah membuak PermataTabungan Bebas. Hal ini dikarenakan buku Kece Tanpa Kere dibuat oleh Tim PermataBank.

Kesimpulan Buku

Buku keuangan ini sangat cocok dibaca oleh siapa saja. Dibalut dengan berbagai ilustrasi dan quotes, buku ini sangat memanjakan mata. Ada banyak poin penting yang dapat diambil dari buku Kece Tanpa Kere. Kita diberikan berbagai ilmu baru terkait keuangan. Buku ini juga memotivasi kita untuk menjadi lebih aware dengan goals hidup kita. Tak hanya itu, buku ini pun dilengkapi dengan berbagai worksheets dan challenge yang menarik.

About Me

Seorang pecinta kata dan nada. Telah berkecimpung di dunia kepenulisan selama 10 tahun. Seluruh isi blog ini merupakan buah pikirannya.

What Are You Looking For?

Yuk Bantu Aku Sembuh dari Kanker!

Donasi HANYA via rekening:
BNI a.n. Vivi Yunika 0637-207-898
BCA a.n. Vinny Marviani 4971-489-141
Dan melalui link kitabisa.com/bantuvivisembuh Donasi Kanker

Category

Day by Day

Member of:

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published.