-As long as you’re still breathing, what’s the matter?-

Menu

Home

Contact

My Journey

Achievements

[Resensi Lengkap] Ringkasan Buku Seni Hidup Minimalis – Francine Jay

Jan 22, 2022 | Resensi Buku

Artikel ini berisikan tentang ringkasan lengkap dari buku Seni Hidup Minimalis. Resensi buku ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada teman-teman. Aku berharap, dengan adanya review lengkap ini, sobat bisa memutuskan untuk membeli buku ini secara legal dan membacanya, menambah ilmu dan pengetahuan baru.

Informasi Buku

Judul: Seni Hidup Minimalis: Petunjuk Minimalis Menuju Hidup yang Apik, Tertata, dan Sederhana
Penulis: Francine Jay
Alih Bahasa: Annisa Cinantya Putri
Penerbit: Gramedia
Tahun Terbit: 2018
ISBN: 978-602-03-9844-0
Jumlah Halaman: 278
Kategori: Self Improvement
Harga Pulau Jawa: Rp88.000,00

Tentang Hidup Minimalis

Pernahkah teman-teman merasa hidup tidak tenteram di rumah yang sumpek, penuh dengan barang-barang, dan berantakan? Buku ini mengajak kita untuk mulai berbenah dan hidup minimalis. Hidup minimalis menciptakan ketenangan batin. Tidak hanya itu, tentu pengeluaran pun jadi lebih irit, sebab kita memiliki kemampuan untuk mengerem pembelanjaan yang tidak penting. Buku Seni Hidup Minimalis karangan Francine Jay ini sudah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa, bahkan turut dinyatakan sebagai buku terbaik versi Amazon. Buku ini cocok bagi siapa saja yang ingin memulai hidup bersih, rapi, dan tentunya minimalis.

Isi Buku

Buku ini terbagi menjadi 4 bab, antara lain:

  1. Bab 1: Dasar Pemikiran
  2. Bab 2: Streamline
  3. Bab 3: Ruangan ke Ruangan
  4. Bab 4: Cara Hidup

Bab 1: Dasar Pemikiran

Pada bab 1, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:

  1. Kenali Kegunaan Setiap Barang Anda
  2. Anda Bukan Barang Anda
  3. Sedikit Barang = Sedikit Stres
  4. Sedikit Barang = Lebih Merdeka
  5. Lepaskan Keterikatan dengan Barang
  6. Jadilah Penjaga Pintu yang Baik
  7. Nikmati Ruang
  8. Menyukai Tanpa Memiliki
  9. Bahagia dengan Cukup
  10. Hidup Sederhana

Kenali Kegunaan Setiap Barang Anda

  • Secara umum, barang dikategorikan menjadi 3, yaitu barang fungsional, dekoratif, dan emosional. Barang fungsional penting bagi kelangsungan hidup dan digunakan sehari-hari. Barang dekoratif bersifat memuaskan kebutuhan estetika. Barang emosional merupakan barang yang memiliki nilai sentimental.
  • Jika sebuah barang membuat kita bahagia, letakkan di tempat yang terlihat jelas. Sebaliknya, jangan mempertahankan benda hanya karena merasa wajib.

Anda Bukan Barang Anda

  • Ada kemungkinan, beberapa barang yang kita miliki hanya bertujuan untuk memberi citra pada diri kita.
  • Kita perlu mengingat bahwa mimpi, kenangan, dan cita-cita kita tidak terbatas pada barang, melainkan pada diri kita sendiri.

Sedikit Barang = Sedikit Stres

  • Merawat semua barang bisa menghabiskan seluruh waktu yang kita miliki. Oleh karena itu, semakin sedikit barang yang kita punya, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk merawat barang-barang tersebut.

Sedikit Barang = Lebih Merdeka

  • Ternyata, barang dapat menghalangi hubungan, karier, bahkan waktu kita bersama keluarga. Barang bahkan bisa menyedot energi dan semangat kita. Contohnya, kita tak ingin melakukan pertemuan sosial di rumah karena merasa rumah kita berantakan.
  • Saat merapikan rumah, memasukkan barang ke dalam wadah tertutup bukanlah solusi. Barang yang tersembunyi itu tetap ada di dalam pikiran kita.
  • Kita tak harus terus berbelanja hal yang sebenarnya tak terlalu penting. Jika menghabiskan penghasilan untuk barang, artinya kita menyianyiakan kesempatan untuk melakukan hal lain yang lebih bermanfaat, misalnya mengikuti kursus, berinvestasi, dan lainnya.
  • Saat tidak terikat dengan barang, kita bisa menikmati hidup. Selain itu, kita pun dapat menjalin hubungan dengan orang lain dengan lebih leluasa. Semakin sedikit barang, beban pun jadi semakin sedikit.

Lepaskan Keterikatan dengan Barang

  • Sebagian besar barang yang ada di sekitar kita sesungguhnya tak terlalu penting bagi kebahagiaan serta kesehatan kita.
  • Kita sesungguhnya bisa hidup tanpa terlalu banyak barang.

Jadilah Penjaga Pintu yang Baik

  • Sebelum membeli sesuatu, tanyakan kepada diri sendiri, apakah barang tersebut layak untuk dibeli. Kita harus tahu nilai apa yang didapat dari barang tersebut, apakah masih ada tempat untuk menyimpan barang itu, dan apakah kita akan memakai barang tersebut untuk jangka waktu panjang.

Nikmati Ruang

  • Ruang mudah menghilang karena terisi oleh benda, tetapi juga mudah didapatkan kembali. Caranya, kita hanya perlu membuang barang yang tidak lagi berguna.
  • Dengan menciptakan ruang di rumah, maka kita mengembalikan perhatian pada kegiatan kita, bukan kepada barang yang kita miliki.

Menyukai Tanpa Memiliki

  • Ketika menerapkan gaya hidup minimalis, kita melawan keinginan untuk menghadirkan benda ke dalam rumah.
  • Kita bisa menyiasati melakukan atau melihat hal yang kita inginkan tanpa perlu memilikinya. Contoh, tak perlu memiliki home theater, tetapi pergilah ke bioskop. Tidak perlu mengoleksi lukisan, cukup kunjungi galeri lukisan.
  • Agar bisa menerapkan hidup minimalis, kita harus mengurangi jumlah barang yang perlu dirawat.

Bahagia dengan Cukup

  • Setelah kebutuhan dasar kita terpenuhi, kebahagiaan yang kita miliki tidak lagi ditentukan dari jumlah barang yang kita miliki.
  • Kita perlu menumbuhkan rasa syukur. Ketika dapat menghargai benda, kita berfokus pada benda yang kita miliki.

Hidup Sederhana

  • Ruang dan sumber daya yang kita miliki sesungguhnya terbatas. Untuk kehidupan di masa mendatang, kita harus memanfaatkan sumber daya sebaik mungkin. Setiap barang yang kita beli diproduksi menggunakan sumber daya alam. Proses pembuatan menggunakan banyak energi, juga menghasilkan limbah pembuangan. Kita harus memikirkan lingkungan.
  • Membeli produk lokal sangat bermanfaat bagi keberlangsungan bumi. Pertama, produk yang kita beli dibuat dalam kondisi kerja yang adil. Kedua, membeli produk lokal artinya mengurangi jarak pengiriman. Ketiga, membeli produk lokal juga mendukung bisnis daerah.
  • Membeli barang bekas bisa juga jadi pilihan. Kita tidak perlu menguras sumber daya alam.
  • Membatasi barang yang kita beli menjadi cara terbaik untuk meminimalisir dampak konsumsi kita. Dengan berkontribusi menahan laju penurunan sumber daya, kita juga tidak menambah beban pada kehidupan manusia lain di masa mendatang.

Bab 2: Streamline

Isi Buku

Pada bab 2, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:

  1. S: Start over (Mulai dari awal)
  2. T: Trash, treasure, or transfer (Buang, simpan, atau berikan)
  3. R: Reason for each item (Alasan setiap barang)
  4. E: Everything in its place (Semua barang pada tempatnya)
  5. A: All surfaces clear (Semua permukaan bersih)
  6. M: Modules (Ruang)
  7. L: Limit (Batas)
  8. I: If one comes in, one goes out (Satu masuk, satu keluar)
  9. N: Narrow down (Kurangi)
  10. E: Everyday maintenance (Perawatan setiap hari)

S: Start over (Mulai dari awal)

  • Ketika mau memulai dari awal, kita wajib mengeluarkan semua barang dari unit yang kita pilih, misalnya sebuah laci, sebuah lemari, dan lainnya.
  • Proses berbenah jauh lebih mudah ketika kita menganggapnya sebagai proses memilih barang untuk disimpan, bukan memilih untuk dibuang.

T: Trash, treasure, or transfer (Buang, simpan, atau berikan)

  • Pisahkan barang menjadi 3 kategori, yaitu Buang, Simpan, atau Berikan. Selain itu, buat juga kategori Diputuskan Nanti.
  • Untuk kategori Buang, siapkan kantong sampah besar. Buanglah barang yang sudah tidak punya nilai guna. Jika ada barang seperti kardus yang bagus, kita bisa memasukkannya ke kategori Berikan (berikan kepada pengepul kardus).
  • Untuk kategori Simpan, simpanlah barang yang kita sukai, baik dari alasan fungsi maupun estetika.
  • Untuk kategori Berikan, pastikan benda-bendanya tak lagi bermanfaat bagi kita, tetapi masih bagus dan bisa berguna bagi orang lain. Kita bisa memberikannya melalui donasi benda, bisa juga menjualnya di marketplace.
  • Untuk kategori Diputuskan Nanti, siapkan wadah yang besar. Isi dengan barang yang kita tidak tahu harus dibuang, disimpan, atau diberikan. Jika dalam jangka waktu lama (misalnya setengah tahun) kita tidak mencarinya, artinya kita tak perlu menyimpan barang itu.

R: Reason for each item (Alasan setiap barang)

  • Ada banyak barang ‘kembar’ yang kita miliki di rumah. Contohnya, puluhan kantong plastik, satu kotak penjepit kertas, dan lain sebagainya. Simpan barang-barang tersebut dalam jumlah yang cukup, jangan berlebihan.
  • Cermati barang kita. Setiap barang harus punya alasan mengapa tetap berada di rumah kita.
  • Hukum Pareto (hukum 80/20) menyatakan bahwa di dalam 80% waktu yang kita miliki, kita hanya menggunakan 20% dari seluruh barang yang kita punya.

E: Everything in its place (Semua barang pada tempatnya)

  • Dengan memberi tempat bagi tiap barang, tidak akan ada barang yang berkeliaran secara asal.
  • Selain lokasi, pertimbangkan intensitas penggunaan barang.
  • Peletakan barang bisa dibagi menjadi 3, yaitu Inner Circle, Outer Circle, dan Deep Storage. Barang di Inner Circle adalah barang yang sering dipakai, harus bisa diambil tanpa susah payah. Barang di Outer Circle lebih jarang dipakai, sedikit lebih sulit dijangkau. Barang di Deep Storage adalah barang yang sangat jarang dipakai (misalnya hiasan hari raya), jadi peletakannya bisa di loteng, gudang, atau garasi.
  • Selalu kembalikan barang ke tempat semula. Ini adalah kunci dari kerapian rumah.

A: All surfaces clear (Semua permukaan bersih)

  • Permukaan bukanlah tempat menyimpan barang. Tanpa permukaan yang bersih dan rapi, kita tak akan punya ruang beraktivitas.
  • Jika ingin menghias permukaan dengan barang, batasi maksimal 3 barang agar tidak terlalu padat.

M: Modules (Ruang)

  • Kumpulkanlah barang dengan fungsi yang mirip di satu tempat.
  • Dengan mengumpulkan barang per kategori, kita bisa tahu berapa banyak barang yang sebenarnya kita punya.
  • Setelah mengumpulkan barang, kita bisa melanjutkannya dengan kegiatan menyortir. Pilih dan simpan barang yang ingin digunakan.
  • Ketika menciptakan ruang, artinya kita menahan keinginan untuk menyimpan barang dalam jumlah berlebih.

L: Limit (Batas)

  • Batasi perlengkapan hanya dalam satu wadah penyimpanan. Dengan begitu, kita akan punya batasan dalam memiliki barang.
  • Membatasi konsumsi artinya mengurangi jumlah tagihan kartu kredit dan menjaga saldo tabungan.

I: If one comes in, one goes out (Satu masuk, satu keluar)

  • Prinsip ini cocok ditetapkan untuk barang berjenis sama. Misalnya, ketika membeli kemeja baru, maka kemeja usang sebaiknya dibuang.
  • Pertukaran pada prinsip ini harus setara. Jangan menukar kaus kaki dengan jas, dan lainnya.

N: Narrow down (Kurangi)

  • Kondisi ideal dari hidup minimalis adalah memangkas barang yang dimiliki dan menyisakan barang yang benar-benar dibutuhkan.
  • Menyimpan barang multifungsi menjadi trik yang bagus. Lebih baik punya sebuah pisau pengupas kulit buah yang bisa menjadi pembuka tutup botol daripada punya kedua alat secara terpisah.
  • Jika ada barang kenangan, pilih satu barang saja yang mewakili momen tersebut.

E: Everyday maintenance (Perawatan setiap hari)

  • Hidup minimalis adalah perubahan keseluruhan hidup, bukan hanya satu kegiatan saja.
  • Utarakan kepada orang-orang bahwa kita mencoba gaya hidup minimalis. Dengan begitu, orang-orang tak akan terus-menerus memberikan kita barang yang tak kita perlukan.
  • Kita bisa menetapkan target untuk mengurangi barang di rumah. Contohnya, dalam satu minggu, kita harus bisa mengeluarkan 10 barang dari rumah.

Bab 3: Ruangan ke Ruangan

Isi Buku

Pada bab 3, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:

  1. Ruang tengah atau ruang keluarga
  2. Ruang tidur
  3. Ruang pakaian
  4. Ruang kerja
  5. Dapur dan ruang makan
  6. Kamar mandi
  7. Ruang penyimpanan
  8. Hadiah, peninggalan, dan barang kenangan

Ruang tengah atau ruang keluarga

  • Dalam membereskan ruang tengah, anggap kita adalah tamu yang mengunjungi rumah kita. Seperti apa rumah yang kita inginkan?
  • Ketika merapikan ruang tengah, arahkan perhatian pada benda berukuran besar terlebih dahulu. Biarkan benda tersebut berada di tempat lain. Jika kita tak merasa kehilangan, artinya ia dapat disingkirkan dari rumah.
  • Cara yang ideal adalah bekerja per rak, laci, atau per tumpukan barang.
  • Kita butuh tempat duduk untuk anggota keluarga dan meja untuk mengakomodasi kegiatan.
  • Telisik kembali apakah kita perlu peralatan hiburan seperti televisi (atau tidak). Jika perlu, pemasangan televisi di dinding bisa menghemat ruang.
  • Jika punya koleksi musik, film, atau buku, kita dapat menyimpannya ke bentuk digital agar rumah lebih lapang.
  • Anggaplah ruang tengah di rumah sebagai flex space yang harus kosong dan dapat dipakai untuk kegiatan sepanjang hari.

Ruang tidur

  • Jangan urusi pakaian dan aksesoris, hal tersebut harus diurus terpisah.
  • Fungsi utama ruang tidur adalah untuk beristirahat dan menyimpan pakaian.
  • Pastikan tempat tidur tidak tertutup bantal-bantal kecil atau hal yang tak penting lainnya.
  • Buat kamar sesederhana mungkin. Contohnya dengan memasang seprai putih bersih, bantal secukupnya, dan selimut tebal yang rapi.

Ruang pakaian

  • Pakaian yang tidak sesuai style kita pasti jarang terpakai. Pakaian jenis ini bisa disingkirkan.
  • Pilih barang yang bisa memenuhi kebutuhan berpakaian dalam seminggu.
  • Dalam memilih barang, siapkan 3 pita dengan warna berbeda: hijau (pakaian yang disuka), merah (pakaian yang membuat kita terlihat ketinggalan zaman), dan kuning (pakaian yang meragukan).
  • Pakaian harus dipilih berdasarkan kebiasaan kita dalam berpakaian, bukan mengikuti tren belaka.
  • Lemari pakaian minimalis saat ini diistilahkan dengan capsule wardrobe. Kita cukup menyimpan satu set pakaian dengan jumlah kecil yang bisa dipadu-padan menjadi beragam gaya.
  • Tetapkan area khusus untuk pakaian dalam, kaus, kemeja, dan lainnya.
  • Belilah pakaian yang klasik, dapat dipakai sepanjang waktu.
  • Buat inventarisasi pakaian. Ketika berbelanja, bawalah daftar tersebut. Kita bisa mengetahui berapa banyak pakaian yang sudah dimiliki sehingga tak akan membeli pakaian yang mirip.

Ruang kerja

  • Pada ruang kerja, mulailah dengan membereskan isi perabot besar, semisal laci atau rak.
  • Buanglah dokumen yang tak lagi diperlukan, semisal struk belanja, katalog, dan brosur.
  • Dengan menggunakan scanner, kita bisa menyimpan dokumen dalam bentuk digital. Tentunya hemat ruang.
  • Berpikirlah ulang sebelum mencetak apa pun, sebab print membutuhkan sumber daya dan ruang.

Dapur dan ruang makan

  • Jangan menyimpan peralatan makan yang rusak sebagai cadangan.
  • Tetap praktikkan menyimpan benda dalam jumlah yang cukup. Contohnya, cukup miliki 10 piring untuk anggota keluarga dengan 5 orang.
  • Langsung bersihkan peralatan makan usai dipakai, jangan tumpuk cucian.

Kamar mandi

  • Buang kosmetik atau skin care yang sudah kedaluwarsa. Ingat, benda-benda tersebut punya masa simpan. Misalnya, maskara hanya bertahan 3 bulan.
  • Pastikan persediaan P3K lengkap. Buang obat yang kedaluwarsa secara rutin.
  • Gunakan produk multifungsi, misalnya sampo sekaligus conditioner.
  • Batasi handuk dengan cukup memiliki handuk ukuran besar.
  • Berikan laci atau wadah bagi masing-masing anggota keluarga.

Ruang penyimpanan

  • Ada 2 cara merapikan ruang penyimpanan, yaitu sedikit demi sedikit atau langsung keseluruhan.
  • Untuk inner circle, simpan barang yang sering dipakai (peralatan berkebun, otomotif, dan lain-lain).
  • Untuk outer circle, simpan benda yang lebih jarang dipakai (perlengkapan olahraga, dekorasi hari raya, dan lain-lain).
  • Untuk deep storage, khususkan bagi barang yang kemungkinan tak akan kita lihat lagi, tetapi disimpan karena alasan tertentu.

Hadiah, peninggalan, dan barang kenangan

  • Tantangan hidup minimalis yakni harus bisa menyingkirkan hadiah yang tak diinginkan serta menghindari penerimaan hadiah baru.
  • Simpan benda yang benar-benar disukai dan singkirkan yang tak disuka.
  • Dibandingkan menyimpan barang warisan, lebih baik perlihatkan foto mereka dan ceritakan kenangan tentang orang-orang tersebut.
  • Jika peninggalan bernilai finansial, juallah. Tak perlu menunggu nilai barang mungkin naik suatu hari nanti.
  • Tahan diri ketika berlibur. Kita tak harus selalu membeli cendera mata yang tidak kita perlukan.

Bab 4: Cara Hidup

Isi Buku

Pada bab 4, terdapat beberapa sub-bab, antara lain:

  1. Keluarga bebas berantakan
  2. Diri kita untuk masyarakat dan alam

Keluarga bebas berantakan

  • Dibandingkan hanya meminta keluarga untuk berbenah, lebih baik kita memberi teladan. Ciptakan suasana tenteram dari hasil hidup minimalis. Tentu keluarga bisa merasakan dampaknya.
  • Libatkan keluarga dalam proyek berbenah. Contohnya bisa berupa membersihkan lemari kecil bersama, atau bahkan langsung merapikan gudang bersama-sama.
  • Komunikasi adalah hal terpenting. Sampaikan ekspektasi kita, alasan kenapa hidup minimalis lebih baik, serta jelaskan cara hidup minimalis.
  • Beri tiap anggota keluarga ruang untuk menaruh barang mereka.
  • Bangun rutinitas berbenah secara berkala. Misalnya, ambil waktu 10 menit setiap malam untuk beres-beres.
  • Siapkan Kotak Keluar untuk barang yang tak diperlukan lagi. Kotak ini harus berukuran besar, mencolok, dan diletakkan di ruangan strategis di rumah.
  • Hidup minimalis untuk bayi: Belilah hanya kebutuhan dasar terlebih dahulu, benda lain bisa menyusul.
  • Hidup minimalis untuk balita: Siapkan area penampungan barang untuk anak. Tak perlu meminta persetujuan untuk membuang tiap barang.
  • Hidup minimalis untuk anak usia sekolah (6-12 tahun): Pastikan anak punya wadah menyimpan barang. Jelaskan teknik Batas kepada anak.
  • Hidup minimalis untuk remaja: Buat mereka merasakan bahwa kegiatan berbenah adalah bagian dari menjadi dewasa.
  • Hidup minimalis untuk pasangan: Ambil tindakan merampingkan barang sebelum tinggal bersama pasangan. Contohnya, jika masing-masing punya blender, cukup bawa 1 blender ke rumah. Prinsip lainnya, jangan sentuh barang pasangan, tetapi biarkan ia berbenah sendiri.
  • Cara menanamkan benih kesukaan berbenah: Beri teladan, letakkan buku Seni Hidup Minimalis di tempat mencolok, dan bicarakan dengan santai terkait hidup minimalis.
  • Cara menginspirasi orang untuk hidup minimalis: Temukan hal yang memotivasi mereka untuk berbenah, permudah cara berbenah dengan mulai membuang barang yang tidak bernilai penting, dan ciptakan rasa kebersamaan dengan meminta pendapat anggota keluarga sebelum membuang barang.
  • Cara agar keluarga tetap teguh hidup minimalis: Berikan pujian ketika mereka berbenah, sekecil apa pun itu. Pancarkan juga aura positif. Terakhir, buat efek rumah kaca, misalnya jika pasangan sedang membaca katalog barang, alihkan perhatiannya.

Diri kita untuk masyarakat dan alam

  • Keputusan untuk hidup minimalis dapat menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan.
  • Menjadi konsumen minimalis artinya kita membatasi diri hanya pada hal yang diperlukan, minim dampak konsumsi yang merusak lingkungan, dan minim pengaruh agar konsumsi kita tak memengaruhi hidup orang lain.
  • Cara termudah hidup minimalis adalah dengan memutuskan untuk tidak membeli.
  • Reduce, reuse, dan recycle adalah cara menjaga bumi. Kurangi penggunaan barang yang tidak perlu. Gunakan barang dari orang lain, misalnya barang bekas. Terakhir, daur ulang barang yang bisa didaur ulang.
  • Tiap produk yang kita beli mengalami siklus produksi, distribusi, dan pembuangan. Produksi butuh sumber daya alam dan energi, juga melepas bahan kimia berbahaya. Distribusi juga menghabiskan energi berupa bahan bakar. Pada tahap pembuangan, satu barang saja sudah berpotensi melepas racun selama penguraian.
  • Cara lain menjaga alam adalah dengan mencegah penggunaan produk sekali pakai dan memilih produk yang tahan lama. Gunakan produk berbahan alami dan bisa diperbarui. Biasakan juga membawa tas kain untuk belanja.
  • Sumber daya alam terbatas, sementara penduduk terus bertambah. Dengan hidup minimalis, kita bisa membantu kehidupan berkelanjutan di bumi.

Kesimpulan Buku

Buku seni hidup minimalis ini sangat cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin mulai berbenah. Pembahasannya sangat lengkap dan detail, disertai dengan berbagai contoh nyata. Kita bisa langsung menerapkan anjuran dari buku ini. Hidup minimalis tidak hanya menenteramkan hati, tetapi juga berdampak positif bagi bumi kita.

About Me

Seorang pecinta kata dan nada. Telah berkecimpung di dunia kepenulisan selama 10 tahun. Seluruh isi blog ini merupakan buah pikirannya.

What Are You Looking For?

Yuk Bantu Aku Sembuh dari Kanker!

Donasi HANYA via rekening:
BNI a.n. Vivi Yunika 0637-207-898
BCA a.n. Vinny Marviani 4971-489-141
Dan melalui link kitabisa.com/bantuvivisembuh Donasi Kanker

Category

Day by Day

Member of:

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published.