Tentang Galang Dana
Halo semuanya. Saya tidak menyangka bahwa dukungan untuk saya sangat luar biasa. Saya tidak mungkin membalas kebaikan sobat satu per satu, semoga Yang Mahakuasa yang membalas kebaikan sobat sekalian. 🙂
Jika sobat berkenan, bisa bantu dukung dalam doa, donasi, serta bagikan halaman galang dana Kitabisa saya ke teman-teman sekitar, ya. Terima kasih.
Perlu saya tegaskan, dana yang dibutuhkan di halaman tersebut merupakan perkiraan jika rancangan pengobatan berjalan lancar. Artinya, dalam perjalanan saya ke depannya, bukan tidak mungkin juga justru akan ada biaya tambahan ke depannya. Untuk itu, mari berdoa agar rencana pengobatan saya berjalan sesuai rencana.
Andai kata biaya di halaman galang dana terpenuhi, namun masa donasi belum selesai, sobat tetap bisa berdonasi. Penggunaan uang akan disesuaikan dengan kebutuhan (penggunaannya akan terus di-update di halaman tersebut).
Jika setelah pengobatan selesai, dana masih tersisa, maka dana tersebut otomatis akan disalurkan kepada sobat seperjuangan lain di Kitabisa.
Ada Apa dengan Vivi?
Atas posting-an yang saya buat pada 15 Januari 2020 di media sosial, banyak sekali respons yang saya dapatkan. Rata-rata menanyakan hal yang sama. Mohon maaf jika ada pertanyaan via chat pribadi dari sobat yang belum sempat dibalas. Oleh karena itu, saya telah membuat satu artikel tentang pertanyaan yang mayoritas ditanyakan sobat. Silakan baca di sini terlebih dahulu.
Sedikit Informasi
Awalnya, saya berobat di Kuching. Akan tetapi, pengobatan saat ini tidak dapat dilakukan di sana. Akhirnya, pada 15 Januari 2020, saya pun berangkat ke Kuala Lumpur. Keesokan harinya, di hari Kamis, saya pun bertemu dengan dokter dan memperbincangkan rancangan pengobatan yang akan saya lakukan.
Di sini perlu saya tegaskan bahwa ini adalah rancangan terbaru (per tanggal 16 Januari 2020). Jika sobat mendengar informasi sebelum ini, bisa jadi informasi tersebut tidak relevan lagi.
Perlu saya luruskan, bahwa metode pengobatan saya adalah melalui kemoterapi (rencananya sebanyak 3 kali) dan transplantasi sumsum tulang belakang. Prosedur transplantasi ini bukan melalui operasi (pembedahan).
Sebelum berbicara tentang jadwal, saya akan mengajak sobat untuk menggali pengetahuan lebih dalam tentang penyakit saya sekaligus metode penyembuhannya (ini saya kutip seperti yang dokter jelaskan). Sebagai catatan, saya bukan praktisi kesehatan, apalagi dokter. Jika ada informasi yang salah, silakan beri tahu saya.
Asal Mula Kanker
Di dalam tubuh kita, terdapat tiga jenis sel darah. Ada darah merah (eritrosit), darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Darah putih sendiri terbagi menjadi lima, salah satunya adalah limfosit. Limfosit berperan untuk melawan sesuatu yang asing dan ‘jahat’ bagi tubuh kita (contohnya virus dan bakteri).
Hampir seluruh sel darah dibentuk di sumsum tulang (bone marrow). Di sumsum tulang, ada sel induk (stem cell) yang merupakan cikal bakal dari sel-sel darah yang ada di tubuh kita. Jika diibaratkan, sumsum tulang ini merupakan bangunan pabrik, sedangkan sel induk menjadi mesin yang digunakan.
Kembali lagi pada limfosit. Limfosit ini salah satu sel yang dibentuk oleh stem cell. Limfosit terletak di kelenjar getah bening. Kelenjar ini ada di berbagai bagian tubuh, seperti di area leher, bawah ketiak, hingga pangkal paha. Normalnya, limfosit akan bekerja jika ada benda-benda asing masuk ke tubuh. Jadi, saat tubuh terserang virus, bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah sembuh, ukuran kelenjar pun kembali normal. Pada penderita kanker, limfosit terus-menerus dibentuk meskipun tidak dibutuhkan. Akibatnya, timbul pembengkakan (seperti yang saya alami).
Sel yang terus membelah pada akhirnya jadi tak terkendali. Artinya, ada kelainan di tubuh. Biasanya, proses ini bisa berlangsung cukup lama sampai sel-sel membentuk sel kanker yang cukup besar. Barulah gejala kanker mulai muncul dan sel kanker tampak.
Awalnya, mungkin sel kanker ini hanya ada di satu lokasi saja. Lama-kelamaan, sel pun beranak-pinak dan menjajah seluruh tubuh. Sejak Mei 2019, untuk menghilangkan sel kanker yang sudah menyebar, saya melakukan kemoterapi dengan jenis obat ABVD (Adriamycin, Bleomycin, Vinblastin, dan Dacarbazine). Setelah 8 kali kemoterapi, hasil scan menunjukkan sel kanker sisa sedikit. Anehnya, usai kemoterapi ke-14, ternyata sel kanker semakin banyak, bahkan menyebar hingga tulang.
Rencana Pengobatan Saat Ini
Saya butuh dosis kemoterapi yang lebih tinggi. Saya akan menggunakan obat tipe ICE (Ifosfamide, Carboplatin, Etoposide). Pengobatan menggunakan ICE lebih kuat pengaruhnya dibanding ABVD sebanyak 5 kali lipat.
Jika sebelumnya, menggunakan ABVD, saya hanya menjalani kemoterapi rawat jalan (cukup kemoterapi sekitar 4-5 jam), maka saya butuh rawat inap selama 3 hari untuk satu kali sesi kemoterapi ICE. Setelah itu, jika kondisi memungkinkan, maka saya boleh keluar dari rumah sakit dan tentunya pulang ke rumah secepatnya.
Tiga minggu kemudian, saya akan kembali melakukan kemoterapi ICE sesi kedua. Lagi-lagi dirawat inap 3 hari. Setelah itu, saya akan menjalani proses pengambilan stem cell dengan rawat inap selama sekitar 10 hari.
Setelah proses pengambilan stem cell selesai, saya masih harus kemoterapi ICE sekali lagi. Barulah dilakukan PET scan untuk mengecek apa kanker di tubuh sudah musnah semua. Jika hasil sudah bagus, saya sudah bersih dari kanker, langkah selanjutnya adalah dengan memasukkan kembali stem cell ke dalam tubuh.
(Di bagian akhir artikel ada jadwal yang lebih jelas)
Beberapa Pertanyaan
Apa itu pengambilan stem cell?
Sesuai namanya, jadi stem cell akan diambil dari tubuh. Umumnya, metode pengambilan ini ada beberapa jenis, antara lain dari sumsum tulang, dari lemak (lipposuction), dari aliran darah tepi (peripheral blood). Jika tidak salah, proses yang akan saya lakukan yakni melalui aliran darah tepi.
Dengan metode aliran darah tepi, proses pengambilannya cukup mudah. Pasien akan diberi zat yang dapat mengeluarkan stem cell dari sumsum tulang dan masuk ke aliran darah. Dengan mesin khusus, stem cell tersebut akan dipisahkan dari sel-sel lainnya.
Untuk apa stem cell diambil?
Stem cell (yang bebas dari kanker tentunya) perlu diambil agar suatu hari nanti dapat dimasukkan lagi ke tubuh. Takutnya, kemoterapi dosis tinggi menghancurkan seluruh stem cell saya. Lah, jika ‘mesinnya’ rusak, bagaimana mau menghasilkan sel darah lagi? Jadi, sel ini harus diamankan terlebih dahulu.
Kenapa harus 2 kali kemoterapi dulu, baru ambil stem cell? Bukannya takut stem cell rusak karena kemoterapi?
Kemoterapi dilakukan lebih dulu untuk membunuh sel-sel kanker. Dengan begitu, kemungkinan stem cell kita berada dalam kondisi sehat lebih besar.
Kok ambil stem cell? Katanya mau transplantasi sumsum tulang?
Iya, ini transplantasi, kok. Jenisnya transplantasi autologous, yang menggunakan sel tubuh saya sendiri. Keunggulannya yaitu meminimalisir penolakan dari sistem imun di tubuh. Takutnya, kalau menggunakan donor orang lain, nantinya sel imun saya malah mengira stem cell tersebut adalah musuh yang harus dibasmi. ‘Kan, jadi bahaya.
Berapa lama prosedur memasukkan stem cell ke dalam tubuh?
Berdasarkan penjelasan dokter, sebelum memasukkan kembali stem cell, saya akan dikemoterapi selama 6 hari (kali ini, kemoterapi ini 10-20 kali lebih kuat dari obat ABVD). Barulah ada proses pemasukan stem cell melalui infus ke aliran darah. Proses ini memakan waktu sekitar dua minggu.
Lalu, setelah itu, apa yang akan terjadi?
Doakan supaya sembuh 100%!
Ringkasan Rencana Pengobatan
Kemoterapi 1 (17-19 Januari 2020)
Kemoterapi 2 (mungkin sekitar 7-9 Februari 2020)
Pengambilan stem cell (mungkin sekitar pertengahan Februari 2020)
Kemoterapi 3 (mungkin sekitar akhir Februari sampai awal Maret 2020)
PET scan (mungkin sekitar akhir Maret 2020)
Proses transplantasi (mungkin sekitar Maret-April 2020)
Sembuh 100% (April 2020 dan seterusnya!)
0 Comments
Trackbacks/Pingbacks